Yang Salah dan Yang Benar Tentang Nabi Khidir dan Nabi Musa
(1) Nabi Khidir lebih hebat dari Nabi Musa ❌
Nabi Musa jauh lebih hebat dari Nabi Khidir sebab beliau Ulul Azmi. Sedangkan Nabi Khidir bukan hanya non-Ulul Azmi bahkan kenabiannya pun masih diperdebatkan ✅
(2) Nabi Musa diperintah mengikuti ajaran Nabi Khidir ❌
Nabi Musa hanya diperintah membersamai Nabi Khidir untuk melihat perintah Allah yang tidak diterima oleh Nabi Musa ✅
(3) Nabi Khidir menjadi gurunya Nabi Musa ❌
Nabi Khidir menjadi kawan perjalanan Nabi Musa yang punya misi berbeda dari Allah ✅
(4) Allah mau menunjukkan bahwa Nabi Khidir lebih alim daripada Nabi Musa ❌
Allah mau menunjukkan bahwa Nabi Musa tidak mengetahui semua hal sehingga tidak boleh merasa paling alim. Beberapa hal memang tidak disampaikan oleh Allah kepada Nabi Musa tapi ke hambanya yang lain, yakni Khidir, sehingga kalau bertemu dengannya maka Nabi Musa akan sadar bahwa dia sebagai Rasulullah pilihan yang posisinya tertinggi di masa itu tetap saja tidak mengetahui segala hal ✅
(5) Nabi Khidir punya ajaran lain yang melampaui syari'at/fikih ❌
Nabi Khidir tidak membawa ajaran khusus apapun, ia tetap terikat dengan syari'at/fikih yang dibawa Rasul sehingga pada akhirnya dia menjelaskan bahwa seluruh tindakannya sebenarnya sesuai dengan fikih yang dipahami Nabi Musa ✅
(6) Nabi Khidir sudah di level hakikat sedangkan Nabi Musa masih Syariat ❌
Nabi Khidir dan Nabi Musa sama-sama ahli Syariat sekaligus ahli Hakikat dan Ma'rifat. ✅
(7) Nabi Khidir tidak terikat syariat ❌
Semua Nabi, termasuk Nabi Khidir, terikat syariat. Hanya saja beberapa tindakan Nabi Khidir tidak dijelaskan sisi kesesuaiannya dengan syari'at di awal-awal kejadian sehingga muncul salah paham seolah melanggar syariat padahal tidak ✅
(8) Ilmu hakikat Nabi Khidir tidak mungkin dipahami Nabi Musa apalagi orang lain yang masih level Syariat ❌
Ilmu hakikat Nabi Khidir justru mudah dipahami semua orang, bahkan oleh orang bodoh sekali pun, ketika alasan tindakannya diceritakan. Semua orang akan paham bahwa merusak sebagian sisi perahu anak yatim adalah tindakan baik untuk menolong mereka ketika tahu bahwa perusakan itu agar perahunya tidak dirampas paksa oleh penguasa yang konsekuensinya anak yatim tersebut kehilangan satu-satunya sumber nafkah. Tindakan Nabi Khidir tersebut sesuai dengan kaidah fikih tentang wajibnya menolak kemudharatan yang lebih besar. Tidak ada bagian yang rumit, misterius dan sulit dipahami dari hakikat ini yang sesungguhnya adalah ajaran syariat (fikih). Hanya saja alasan tersebut tidak diceritakan di awal sehingga sempat menimbulkan salah paham. ✅
(9) Kalau mengikuti jalan Nabi Khidir, maka tidak masalah ketika orang lain tidak paham dan menganggap sesat sebab mereka belum sampai ❌
Kalau mengikuti jalan Nabi Khidir, maka wajib menjelaskan kepada orang lain bahwa tindakannya sebenarnya sesuai syariat, tidak membuat-buat, dan punya pertimbangan syar'i (dalil) yang valid. Nabi Khidir sendiri menjelaskan semua kesesuaian tindakannya dengan syari'at setelah Nabi Musa tidak sabar meminta penjelasan. Jalan Nabi Khidir bukan malah tidak mau menjelaskan "kenyelenehan" sebab memang nyata tidak ada dalilnya, apalagi malah menuduh orang lain tidak sampai lalu sok berlagak hanya dirinya yang sampai sendiri ✅
(10) Boleh ikut ajaran Nabi Khidir tanpa ikut Syariat Nabi Muhammad ❌
Umat terdahulu wajib ikut syariat Nabi Musa, bukan Khidir. Umat sekarang wajib ikut syariat Nabi Muhammad, Bukan Khidir. Nabi Khidir pun sekarang wajib ikut Syariat Nabi Muhammad, begitu pula dengan Nabi Isa nanti ketika turun kembali dan Imam Mahdi ketika muncul nanti, semuanya wajib ikut syariat Nabi Muhammad. Semua Nabi hanya muqaddimah bagi kemunculan Nabi Muhammad, makhluk paling agung. Semua waliyullah setelah Nabi Muhammad menjadi wali sebab mereka mengikuti syariat Nabi Muhammad ✅
Semoga bermanfaat.
(Gus Abdul Wahab Ahmad)