Sebungkus Sembako sangat berarti, "Tadi pagi saya hanya memegang uang 6 ribu... untung dapat sembako dari majelis taklim"

"Tadi pagi saya hanya memegang uang 6 ribu mba. Kemudian saya belanja sayur dan kerupuk. Untunglah kemarin dapat sembako Jumat Berkah. Salah satu isinya adalah beras dan mie. Kemudian mie tersebut dimasukan ke sayur sop, jadi isinya lebih banyak. Alhamdulillah anak-anak bisa sarapan dengan sayur sop isi mie. Sehingga saya bisa bekerja dengan tenang karena sudah ada nasi dan sop. Sembako kemarin itu sangat berarti bagi kami, matur nuwun mba," ucapnya dengan berkaca-kaca.

Saya yang mendengarkan penuturannya, bisa merasakan kegetirannya. Bahwa kehidupan seorang single parent memang berat. Terlebih jika anak-anaknya masih sekolah semua. Begitu bangun di pagi hari harus ada makanan dan uang sangu. Padahal belum tentu dia pegang uang.

Dia bercerita, pernah suatu ketika tak memiliki beras sama sekali. Akhirnya pinjam ke saudaranya. Pernah juga tak memegang uang padahal kedua anaknya harus berangkat sekolah. Lagi-lagi dia terpaksa berhutang ke tetangganya.

Pekerjaannya adalah rewang (pembantu rumah tangga). Seminggu dua kali dia bekerja di Salatiga. Selebihnya dia bekerja menerima setrikaan. Antar jemput setrikaan area lereng Merbabu. Namanya setrikaan itu tak tentu. Penghasilannya tak seberapa. Wajar jika dia pernah tak memiliki beras ataupun uang.
Kebetulan Jumat Berkah kemarin, kami menyalurkan sembako titipan jamaah Musholla At-Taqwa Salatiga. Kami menyapa majelis taklim yang diikutinya. Dia sangat gembira mendapatkan sembako tersebut. Karena memang dia tak memegang uang. Sembako itu bisa menyelamatkan rumahnya hingga beberapa hari.
Jika saya tak mendengar langsung, pastilah akan sulit percaya. Bahwa sebungkus sembako itu mampu benar-benar menyelamatkan sebuah keluarga hingga beberapa hari. Bingkisan yang tepat sasaran.

Saya trenyuh mendengar ceritanya pagi ini. Saya tau dia jujur karena saya sudah mengenalnya. Dan saya faham kondisi keluarganya karena beberapa saat yang lalu kami berusaha membantunya menutup hutangnya ke koperasi M**ar. 

Dia terjerat hutang 7 juta karena terdesak. Dia terpaksa berhutang untuk membayar biaya masuk sekolah kedua anaknya pada saat bersamaan. Yaitu anak sulungnya masuk SMK. Dan anak bungsunya masuk SMP. Dia tak punya uang. Dan hutang menjadi jalan keluar saat itu.

Kemudian kami open donasi. Alhamdulillah bisa untuk menutup seluruh hutangnya. Saat ini dia tidak punya hutang sama sekali. Kedua anaknya juga bisa bersekolah. Tapi pemasukan sehari-hari tak seberapa. Namanya juga single parent di area pegunungan.

Saya benar-benar tertohok. Mengetahui betapa sebungkus sembako ternyata bisa menolong kehidupan seseorang. Padahal bagi sebagian orang lain nilai sembako itu tak seberapa. Tapi bagi para pencari nafkah, terutama janda yang sudah berumur,  sembako itu sangat menolong.

Itulah mengapa kami sangat bahagia berkeliling membagikan sembako di area pegunungan. Karena kami yakin akan lebih tepat sasaran. Dan akan lebih terasa manfaatnya bagi penerimanya.

Semoga Alloh mengijinkan kami agar bisa selalu berkeliling dengan membawa bingkisan yang  membuat tersenyum banyak orang, aamiin...

(Widi Astuti)

Baca juga :