[PORTAL-ISLAM.ID] Gak tukang mebel, gak tukang jualan ayam, pada hobi nipu.
Jualan ayam sejak 1973, baru ngaku non-halal sekarang.
6 tahun lalu sebetulnya sudah ada yang spill dari mantan pegawai kalo ayam ini non-halal.
"Lah 6 taun yg lalu udh dispill tapi baru ngaku 2025 🥴
Ini kota dari pedagang mebel sampe pedagang ayam pada hobi nipu 😭," cuit netizen.
Restoran Ayam Goreng Widuran Solo tengah menjadi sorotan masyarakat Muslim Indonesia setelah viral di media sosial. Pasalnya, ayam goreng legendaris ini tidak mencantumkan informasi jelas mengenai status nonhalal makanannya.
Warganet pun banyak yang memberikan ulasan buruk terhadap restoran yang sudah ada sejak 1973 ini. Berdasarkan komentar di Ringkasan Ulasan Google, warganet mengungkapkan kekecewaan terhadap restoran tersebut karena dianggap tidak jujur.
"Penjual tidak jujur. Sudah terlanjur pesan ayam satu ekor, saya datang dengan pelat mobil luar kota Solo dan seluruh keluarga berhijab, namun tidak diberi informasi bahwa makanan nonhalal. Awal datang sudah curiga karena tamu yang lain menatap ke kami, langsung cek Google Review, lalu tanya karyawan yang sedang menggoreng ayam, dan jreng!!! ternyata NONHALAL. Seketika saya langsung batalkan pesanan," ujar salah satu warganet, Teguh Budianto, di kolom komentar.
Warganet lainnya, Nifira S. Arifin, juga memberikan ulasan panjang terhadap Ayam Goreng Widuran. Ia mengaku telah mengonfirmasi langsung kepada karyawan bahwa ayam goreng di restoran tersebut tidak halal. Namun, menurutnya, karyawan tidak memberikan penjelasan secara terbuka mengenai status nonhalal.
"Dan tidak pernah memberi tahu jika tidak ditanya, padahal banyak yang berhijab makan di sini juga," tulis Nifira.
Nifira menceritakan ia dan keluarganya memang sudah agak curiga karena rasa ayam di restoran tersebut sangat enak. Namun, ia tidak menyangka ayam goreng ternyata bisa saja tidak halal.
"Lumayan kecewa dan baru sadar memang tidak ada logo halal di banner tokonya," katanya.
Salah satu pelanggan Ayam Goreng Widuran mengungkapkan ayam goreng di restoran ini dimasak menggunakan campuran minyak babi.
"Ceritanya saya tidak tinggal di Solo, tapi tiap ke Solo langganan beli. Sudah beli yang kedua kali, pas ketiga kali baru diberi tahu oleh mbak-mbak yang menggoreng bahwa gorengnya pakai minyak BABI atau lard, kaget sekaliii. Padahal kita biasa pikir 'cuma ayam goreng' biasanya juga halal. Pelajaran bahwa kalau tidak ada logo halal jangan langsung dibeli ya, gaes. Ditanya dulu," tulis Metha Dias.
Setelah viral, manajemen Ayam Goreng Widuran pun menyampaikan pemberitahuan kepada seluruh pelanggan melalui akun Instagram-nya, @ayamgorengwiduransolo. Mereka memohon maaf atas keresahan yang timbul.
"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang beredar di media sosial belakangan ini," demikian kutipan dari surat pemberitahuan mereka.
Manajemen Ayam Goreng Widuran memahami hal ini menimbulkan keresahan di masyarakat. Sebagai langkah awal, pihaknya telah mencantumkan keterangan nonhalal secara jelas di seluruh outlet dan media sosial resmi.
"Kami berharap masyarakat dapat memberi kami ruang untuk memperbaiki dan membenahi semuanya dengan itikad baik," ujar manajemen.
BABI COSPLAY AYAM ‼️🐷
— TahooMan™️ (@AraituLaki) May 25, 2025
Darimana??? Dari SOLO???
Ohhh… Sama kek si Plongo 😮
pic.twitter.com/uKUC9AFwAl
Kronologi: Isu soal Ayam Goreng Widuran Solo ternyata non-halal ini muncul dari review Google Maps sejak beberapa tahun lalu.
— Txt dari Kuliner (@txtdrkuliner) May 25, 2025
Banyak yang menduga resto ini non-halal karena beberapa hal: disebut pakai minyak babi, kremesannya dicurigai mengandung babi, hingga bumbu masakannya… https://t.co/dR4ORYtiBU pic.twitter.com/xbg6sMfEWz