[PORTAL-ISLAM.ID] Kata pendukung 02... "PHK marak industri tekstil kok yang disalahin Pemerintah?", Netizen kasih jawaban menohok....
Berikut tanggapan netizen fb...
Qonita Zara:
Ini tipe komentar yang bikin gemas karena logikanya nggak konsisten (lihat ss di atas). Dia mengakui kalau dunia jual beli sedang tidak baik-baik saja, tapi menolak mengaitkannya dengan kebijakan pemerintah. Padahal, ekonomi suatu negara itu sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, mulai dari regulasi pajak, investasi, subsidi, hingga kebijakan moneter dan fiskal.
Kalau banyak perusahaan bangkrut dan PHK terjadi secara masif, jelas ada faktor kebijakan yang berperan. Misalnya:
1. Pajak & regulasi: Kalau pajak tinggi atau regulasi terlalu ketat, beban perusahaan bertambah.
2. Daya beli masyarakat: Kalau harga kebutuhan pokok naik sementara upah stagnan, masyarakat mengurangi belanja, yang akhirnya memukul dunia usaha.
3. Investasi & insentif : Pemerintah bisa memberi insentif bagi industri tertentu agar tetap bertahan, tapi kalau kebijakannya nggak mendukung, bisnis bisa lesu.
4. Kondisi makroekonomi: Inflasi tinggi, nilai tukar melemah, dan suku bunga naik juga bisa memperburuk situasi ekonomi.
Jadi, PHK massal bukan sekedar "dunia usaha sedang lesu" tanpa sebab, tapi ada kebijakan pemerintah yang mempengaruhinya. Memang nggak semua bisa 100% disalahkan ke pemerintah, tapi menutup mata seolah pemerintah nggak ada andil itu naif banget.
Rasanya pengen kasih dia buku ekonomi SMP terus suruh baca ulang biar ngerti dasar-dasarnya dulu. Kadang heran, apa mereka memang nggak paham, atau pura-pura nggak paham karena sudah terlanjur fanatik?
Rohmawati Rohma:
PHK besar-besaran di industri tekstil terjadi karena salah pemerintah. Kenapa ko salah pemerintah? Lah iya lah, kan yang bikin kebijakan segala macem pemerintah.
Kalau saja pemerintah bijak dalam membuat kebijakan dan tidak korupsi, sepertinya banyak sekali perusahaan/industri yang tidak mem-PHK para pegawai, karena industri-industri tersebut disupport pemerintah untuk terus mengembangkan perusahaan agar tetap stabil tidak pailit yang menyebabkan mereka harus memPHK pegawai. Bukankah selama ini pemerintah justru egois? Tidak berada di pihak rakyat, mereka para pejabat berpihak pada orang-orang luar negeri yang notabene bukan warga Indonesia. Pemerintah tidak menekan barang impor yang masuk ke Indonesia yang di mana harganya cenderung lebih murah, sehingga produk dalam negeri kurang diserbu masyarakat. Pajak selama ini juga naik terus, tapi pajak tersebut banyaknya menguntungkan pemerintah itu sendiri bukan kita sebagai rakyat yang menikmati. Ayolah, buka mata buka hati, pemerintah tu punya tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan rakyat, salah satunya mensupport perusahaan yang ada di Indonesia supaya tetap beroperasi dan menyokong supaya tidak pailit. Lurusin dong klo keliru mba😔
Zumroatin Nadia:
- Kenapa Industri textile indo pailit, di indo barang impor terutama dari chinese bebas masuk mereka bisa jualan tanpa pajak akibat tidak adanya ketegasan pemerintah, tau nggak di tiktok kemarin heboh soal gudang baju impor di tangerang yg ternyata punya orang chinese, mereka katanya nyewa id card punya orang sini, terus yg jualan hostnya orang sini, kita tergiur ada baju harga 30rb an langsung pada beli, perputaran uangnya gk di sini, yg punya chinese, yg produksi chinese tpi jualannya di indo, industri textile indo udh kena pajak barangnya gk laku akibatnya phk di mana-mana, semua akibat kebijakan siapa? yg bikin kebijakan ya mereka (pemerintah)
Kurir Riski:
1. Ko nyalahin pemerintah?" → Ya, karena pemerintah yang pegang kendali ekonomi!
Kalau ekonomi anjlok, siapa yang atur kebijakan pajak, impor, subsidi, dan regulasi? Pemerintah. Kalau daya beli turun, siapa yang tanggung jawab memastikan rakyat punya penghasilan layak? Pemerintah. Jadi, kalau perusahaan bangkrut dan PHK terjadi, kok malah menyalahkan "pasar".
2. Kalau orang nggak beli produk, itu berarti daya beli turun. Kenapa daya beli turun? Karena gaji nggak naik, harga kebutuhan pokok melambung, dan lapangan kerja susah. Itu efek dari kebijakan ekonomi yang gagal. Pemerintah yang bikin aturan, jadi jelas mereka yang bertanggung jawab kalau ekonomi jeblok.
Intinya Kalau kebijakan tenaga kerja tidak berpihak ke pekerja dan malah mempermudah PHK, itu siapa yang bikin aturannya? Kalau ekonomi nggak stabil, siapa yang gagal mengendalikannya? Pemerintah bukan hanya pengamat, mereka yang pegang kendali!
Arif Lubis:
- Kemudahan aplikasi daring dalam memasukkan textil impor, mencekik produsen textil yang sudah di ujung nafas.
- Bahkan reseller pakaian bisa berhubungan langsung, dengan pabrikan luar negeri.
- Semua demi komitmen pada perdagangan bebas.
- Sementara Uni Eropa saja, melakukan proteksi pada minyak nabati non sawit. Produk dalam negeri negara eropa seperti minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak jagung, dll.
- Textil dalam negeri dibanjiri pungli! Terutama oleh, anggota okp yang bermodus anak kampung sini.
- Biaya logistik Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di asia tenggara.
- Masifnya pembangunan jalan tol, tidak terlalu banyak membantu. Jalan toll dibangun, dari dana luar negeri. Tarif mahal. Kualitas rendah karena, pengerjaan terlalu dikebut.
- Pungli di jalan terhadap kendaraan komersial non penumpang, masih gagal diatasi. Sebab aparat hukum konsentrasi mencari karir di BUMN, PJ Kepala daerah dan jabatan lain yang menjanjikan cuan.
- Premanisme berlangsung sejak dari jalanan sampai kantoran.
- Tambah lagi kemudahan perizinan & kepastian hukum, dihambat oleh semangat otonomi daerah.
- Ada potensi dana bos bagi penyediaan seragam sekolah. Proyek seragam TNI, POLRI sampai KORPRI. Namun LPSE sebagai acuan barang dan jasa keperluan pemerintah, masih banjir produk impor. Atas nama, persaingan bebas dan anti monopoli.
- Ujungnya, sama seperti sengkarut impor pangan dan energi. Ada keterkaitan klan penguasa, dalam peraihan komisi masuknya barang impor. Dugaan jet pribadi disewakan shoopie untuk putra penguasa.
- Uni eropa sanggup mempersulit produk sawit. Donald trum naikkan tarif impor dan bersiap perang dagang.
- Penguasa NKRI hanya sebatas menghamba pada investor.
- Sampai sampai perusahaan india penghasil pulp, PT. Bharat Indo, mampu mempailitkan industri rayon terbesar di asia tenggara!
- Padahal utang produsen rayon, sebenarnya sudah dilunasi oleh perusahaan asuransi kredit!
(Sumber: fb)