Anies-Muhaimin, Ganjar-Mahfud, Tinggal Menunggu Prabowo-Gibran

Oleh: Erizal

Siang ini, bisa jadi sudah dua Capres-Cawapres kita. Satu, Anies-Muhaimin, dan dua, siapa lagi kalau bukan Ganjar-Mahfud MD. Ia sudah kerap disebut² akan mendampingi Ganjar. Akhirnya, kesampaian juga. Dulu, Menkopolhukam ini juga kerap disebut² akan mendampingi Jokowi, bahkan sudah pakai seragam. Akhirnya, batal.

Kali ini, rasanya tak ada lagi aral melintang. Dulu, situasinya berbeda. Posisi hanya satu, tapi diintai oleh banyak pihak. Jokowi pun tak kuasa menghadang. Partai² menginginkan di posisi wakil itu diisi oleh orang yang 5 tahun kemudian, dipastikan tak akan bisa maju. Itu kesampaian. KH Ma'ruf Amin, benar² tak maju.

Mustahil kalau tak mengatakan Mahfud adalah orangnya Jokowi. Dulu saja, hampir² akan mendampingi Jokowi. Sudah di bibir cawan. Dan saat ini, masih menjabat Menkopolhukam. Boleh dibilang, Menhan Prabowo, ada di bawah koordinasinya Mahfud. Menkopolhukam, ketua kelas Menhan, sebelum menghadap ke Jokowi.

Mahfud memiliki segalanya sebagai Cawapres. Pengalaman, intelektualitas, jaringan, termasuk integritas. Yang tak dimiliki Mahfud adalah ia belum pernah mengikuti pemilihan langsung di tingkat eksekutif. Legislatif, sudah. Ia anggota DPR periode 2004-2009. Kemudian dipilih jadi Hakim MK. Pengalamannya begitu sempurna.

Kini, tinggal menunggu pasangannya Prabowo. Apakah benar² Gibran? Atau Erick Thohir? Atau Khofifah? Yusril sebagai anggota koalisi (KIM) sudah menyampaikan pandangan hukumnya. Intinya, jalan Gibran tidak bisa langsung. Masih menunggu perubahan aturan KPU dan Acc dari DPR. DPR lagi reses pula. Itupun, kalau lancar.

Kalau DPR berulah, tanggal 25 Oktober sebagai batas akhir pendaftaran, bisa lewat. Prabowo bisa gagal mendaftar, kalau menunggu Gibran. Tapi, kalau tak ada Gibran, kurang menarik juga karena tak ada sosok mewakili anak muda. Ya, tentu kontroversi akan terus berlanjut. Tapi apa yang tak kontroversi di sini? Terus, mawas diri.

(*)
Baca juga :