ANALISA MENARIK dari pengamat politik senior Hendrajit:
Pasca manuver para jenderal sekarang jadi ketahuan kaukus di belakang Jokowi yang bermain. Luhut Panjaitan. Ketika SKEP (Surat Keputusan) pencopotan Letjen Kunto Arif oleh Panglima TNI diluncurkan, yang mana kemudian dianulir presiden, maka Prabowo sudah punya gambaran situasi yang jelas.
Di barisan Angkatan Darat pro Jokowi adalah Luhut Panjaitan, Wiranto, Agum Gumelar, di jajaran purna. Panglima TNI Agus Subianto, dan KSAD Maruli Simanjuntak, di jajaran yang masih aktif.
Dalam barisan di belakang Prabowo ada Hendropriyono, Menhan Sjafrie Sjamsuddin, dan Kepala BIN Herindra.
Makanya di dalam tubuh PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat) pun perang proksi antara kubu Luhut-Wiranto vs kubu barisan Prabowo terpantul dalam acara halal bihalal ketika PPAD enggan mengundang Pak Try, adapun Prabowo mengharuskan pak Try diundang.
Dengan begitu, sekarang formasi tempur bergeser bukan lagi antara PS vs Jokowi, melainkan antara Prabowo vs Luhut Cs. Jadi, bukan menyingkirkan matahari kembar karena ini memang nggak ada. Yang selama ini jadi ruwet bukan matahari kembar, tapi Gerhana Matahari. Bulan muncul persis di tengah antara bumi dan matahari. Dan sekarang jelas sudah, siapa bulan yang menghalangi matahari menyinari bumi.
Di barisan Prabowo, dukungan Hendropriyono amat vital, mengingat fungsinya sebagai sabuk pengaman Prabowo-Mega. Hendro, Agum, dipandang berjasa oleh Mega karena berhasil menjalankan misi berat pada 1993. Menyelamatkan muka pak Harto, seraya mengamankan hasil kongres PDI Surabaya yang mana Mega terpilih sebagai ketua umum PDI oleh arus bawah.
Segi menarik dari perkembangan ini adalah, ketika kaukus yang selama ini bersembunyi di belakang Jokowi mulai kebuka susunan dan kekuatannya, maka polarisasi PS vs Jokowi jadi tidak relevan lagi. Jokowi sebagai simpul sekaligus organ cangkang kaukus ini, sekarang terkuak dan terurai.
Siapa yang akhirnya akan menjatuhkan balak 6 dalam permainan gaplek? Sayangnya, para pemain baik kubu PS maupun Jokowi, sudah sama tahu Jokowi sekarang cuma pegang balak dua dan 1. Yang manapun kartu yang ia mau lemparkan sudah kebaca.
(Hendrajit)