Dr. Yasir Qadhi menanggapi klaim Rabbi Israel (Rabbi Shmuley) bahwa di dalam Al Quran ditetapkan tanah Palestina untuk Bani Israel.
Rabbi, tetaplah pada bidangmu. (tidak usah menafsirkan Al-Quran -red)
Tidak ada satu pun penafsir yang pernah memahami ayat ini sebagai hak abadi atas Tanah Suci bagi Bani Israel. Sebaliknya, Muslim benar-benar percaya bahwa Tuhan memang memberikan izin kepada Bani Israel yang mengikuti Nabi Musa untuk memasuki Tanah Suci dan memerintah di sana, tetapi hanya selama mereka tetap menjaga Perjanjian mereka dengan Tuhan.
Ketika Bani Israel melanggar Perjanjian mereka, berkali-kali, dan dengan cara yang sangat mencolok, sebagaimana didokumentasikan dalam Perjanjian Lama dan Baru, serta dalam Al-Qur'an, Tuhan mencabut janji bersyarat itu dari mereka dan membatalkan status mereka. Oleh karena itu, baik Bani Israel saat ini bukanlah kaum pilihan Tuhan, maupun Tanah Suci bukanlah milik mereka.
Kami percaya bahwa Nabi Musa sendiri pernah menyatakan hal ini: "Musa meyakinkan kaumnya: 'Carilah pertolongan Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya, bumi ini milik Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.'" [Al-Qur'an 7:128]
Tanah Suci adalah milik orang-orang yang bertakwa. Dan siapa pun yang menolak para nabi Tuhan, melanggar Perjanjian-Nya, serta melakukan genosida dan apartheid, sudah pasti BUKAN termasuk orang-orang bertakwa.
(*)