[PORTAL-ISLAM.ID] Syaikh Abdullah Al-Muhaisini, seorang ulama dan hakim syar’i yang aktif dalam konflik Suriah, mengungkapkan pandangannya mengenai perubahan sikap Ahmad al-Sharaa (Al-Jaulani), dari seorang Komandan Perang menjadi seorang Negarawan.
Berikut tulisan Syaikh Abdullah Al-Muhaisini:
Mengapa Al-Jaulani berubah?
Jawaban yang mengejutkan!
Di awal pemerintahan Ahmad AsySyara, kita melihat seorang pemimpin politik yang cerdik.
Banyak pertanyaan yang sampai kepada saya dari kalangan elit terutama dari luar negeri!
Dan jawaban saya mungkin mengejutkan kalian, tetapi itulah kenyataan langsung dari lapangan!
Setelah Suriah bebas, rakyat memiliki dendam yang begitu mendalam terhadap rezim Assad akibat 14 tahun pembantaian, penjara Sednaya, dan serangan bom kimia. Mereka ingin membalas dendam. Tetapi presiden (alJaulani) mengeluarkan 'amnesti (pengampunan umum)', sebuah keputusan yang sulit diterima rakyat Suriah, bahkan lebih sulit daripada memikul gunung!
Namun hal itu tidak bisa dihindari demi menjaga keberlangsungan negara. Kecintaan mereka kepada presiden dan kepercayaan mereka pada kebijakannya membuat mereka mematuhi keputusan tersebut
Tetapi mengejutkan, sisa-sisa rezim Assad melakuakan kudeta yang begitu terencana pada Kamis Kelabu (6 Maret 2025). mereka membunuh 500 petugas keamanan, merusak mayatnya, melakukan kekejaman, serta mengambil alih wilayah yang luas!
Seluruh rakyat kemudian bangkit untuk merebut kembali setiap jengkal tanah dari sisi-sisa milisi Assad. Angkatan Bersenjata bergabung dengan warga sipil. Pertempuran berubah menjadi perang acak gak karuan. Setiap orang yang memiliki dendam ingin membalasnya sendiri, bahkan sisa-sisa milisi Assad melakukan pembantaian untuk memicu intervensi internasional (dan ini terdokumentasi).
Tetapi dalam waktu kurang dari 24 jam, negara bisa menegakkan kewibawaannya, mencegah pelanggaran apa pun, dan membentuk komite pencari fakta dalam waktu 30 hari.
Demi Allah, jika bukan karena negara di bawah kepemimpinan Presiden (Al-Jaulani), negara akan berubah menjadi sungai darah yang hanya diketahui oleh Allah! Jika masalah ini diserahkan kepada hukum jalanan, balas dendam akan menjadi pengendali situasi.
Sekarang, sebelum kalian ngomong, lihatlah kudeta apa pun yang terjadi di dunia. Apa yang terjadi setelahnya dari pemberlakuan keadaan darurat dan keputusan tegas? Lalu ingatlah pembantaian terhadap rakyat kita dalam 14 tahun dan juga serangan bom kimia. Baru bukalah mulut kalian!
(Syaikh Abdullah Al-Muhaisini hafizhahullah)