[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh baru-baru ini saling sindir soal partai sombong.
Awalnya sindiran partai sombong dilontarkan Surya Paloh di acara penutupan Rakernas Partai NasDem yang digelar di JCC Senayan, Jakarta pada Jumat, 18 Juni 2022. Surya menyindir, saat ini ada partai yang merasa hebat dan ingin menang sendiri.
Surya tidak secara gamblang menyampaikan kepada siapa sindiran tersebut dialamatkan. Namun dia memberi sinyal partai itu berbeda dengan NasDem, dimana NasDem tidak memenuhi syarat presidential threshold sehingga membutuhkan mitra koalisi untuk mengusung capres.
Di Pilpres 2024, hanya PDIP yang memiliki modal politik presidential threshold 20 persen untuk mengusung calon presiden sendiri tanpa harus berkoalisi.
"Kami tahu diri karena masih punya banyak kelemahan, kami masih kurang persyaratan, tapi kami berikhtiar. Kami menjaga komunikasi kepada seluruh komponen masyarakat secara lebih bijak, secara lebih luwes. Jadi buang itu praktik kesombongan, merasa hebat sendiri, merasa paling mantap sendiri, itu bukan NasDem. Ada urusan apa?" ujar Surya.
Surya lantas meminta para kader NasDem tidak meniru gaya berpolitik yang sombong tersebut.
"Apa yang mau kita tiru dari semangat berpikir seperti itu, dengan modal kesombongan seakan-akan yang paling benar, paling kuat, paling berkuasa. Tidak ada itu artinya bagi NasDem," tuturnya.
Dalam Rakernas PDIP, Megawati membalas sindiran soal partai sombong itu.
"Ada yang mengatakan, ada sebuah partai sombong sekali. Lah piye kok dibilang sombong kenapa?" ujar Megawati di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Juni 2022.
Presiden RI kelima tersebut mengaku bingung disebut partai sombong karena dirinya merasa tidak pernah menjelekkan partai lain.
"Saya tidak pernah menjelekkan partai mana pun, tidak pernah menjelekkan ketua apa pun. Saya berjalan sendiri membentuk partai saya yang saya hormati dan sayangi, yang bernama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tutur Megawati.
Meski saling sindir, kedua pihak sama-sama menyuarakan agar tidak ada lagi yang saling membuat pernyataan memicu permusuhan. "Jangan, jangan, negeri, negeri ini harus dibangun bersatu," tutur Megawati.[Tempo]