Dia berpandangan ada yang salah dalam sistem peradilan dan penegakan hukum di republik ini. Apalagi FPI dibubarkan seenaknya tanpa proses peradilan yang jelas. Begitu pula dengan Habib Rizieq, kata Lieus, seenaknya diperlakukan tidak adil.
“FPI itu sebtulnya, saya bukan Islam, tapi hati saya ganjel juga lho. Kok enak saja main bubarin organisasi tanpa proses peradilan. Harusnya tidak seperti itu,” kata dia, di Catatan Demokrasi, dikutip Hops.id, Rabu 22 September 2021.
Lieus bilang HRS ditangkap juga karena masalah yang tak jelas. Mulai dari berkerumun, menikahkan anak, lalu berujung di penjara. Padahal segala sanksi dan hukuman telah dia jalani, seperti membayar denda, sampai mendekam 8 bulan di penjara.
Tetapi belakangan, kini dia kena 4 tahun. Inilah yang dikesalkannya, di mana hukum seenaknya memainkan peran pada masyarakat. “Tapi apa, ini kok enggak ada yang teriak, mana, harusnya 560 anggota DPR mestinya teriak lepaskan Habib Rizieq,” katanya.
Atas dasar itulah dia menganggap kalau Pemerintahan Jokowi lah yang memang serius menghadapi isu intoleransi. Karena sikapnya yang selalu membuat marah publik.
Lieus lalu menyatakan, melihat sendiri bagaimana FPI merupakan organisasi yang baik. sebagai contoh, dia melihat sendiri bagaimana anggota FPI tanpa disuruh dan diminta malah datang ke salah satu vihara tertua di Jakarta.
Mereka datang untuk menyemprot disinfektan dan bersih-bersih. Hingga aksi itu membuat semua pengurus vihara bingung dan akhirnya mengucap terima kasih. “Itu baru satu contoh, belum lagi yang lain, seperti kalau ada bencana tanpa disuruh selalu muncul membantu,” katanya.
