[PORTAL-ISLAM.ID] Tulisan menarik tentang teks Islam Jawa tertua di Perpustakaan Universitas Cambridge yang berasal dari masa transisi dari Hindu-Buddha ke Islam.
Naskah tersebut ditulis di atas kertas Jawa yang disebut dluwang, yang dibuat dengan tangan dari kulit pohon murbei yang dipukul.
Halaman pembuka bagian pertama diawali dengan Basmalah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa sebagai "sakehing puji ing Allah Pangeraning alam kabeh" (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam).
Istilah yang digunakan untuk Tuhan adalah kata Jawa Pangeran (Tuan), yang dalam bahasa Jawa Modern telah menjadi istilah standar untuk seorang pangeran tetapi di sini kata tersebut memiliki makna Jawa Kuno pra-Islam, yaitu "yang disembah, tuan atau majikan."
Ritual-ritual dasar dan petunjuk-petunjuk hukum dari agama yang relatif baru ini dibahas dalam teks pertama, dengan menyebutkan tiga kitab Arab sebagai sumbernya, yaitu (1) kitab Muharar (dikenal dalam bahasa Arab sebagai Al-Muharrar atau “Kitab yang Disunting dengan Cermat”), (2) kitab Ilah (yaitu, Idah-Fiqh atau “Penjelasan Fiqh”), dan kitab Sujjai yang mungkin merupakan ringkasan fiqh Syafii yang dinamai menurut pengarangnya Abu Shuja yang risalah-risalah hukumnya juga disalin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
Bagian pertama berisi beberapa koreksi dan catatan pinggir, diakhiri dengan frasa Arab والله أعلم بالصّواب di antara tanda baca Jawa.
Naskah terakhir disebut kitab ushul agama, yaitu kitab tentang ushul al-ḍīn, yang membahas tentang keyakinan-keyakinan hakiki dalam Islam yang perlu diketahui oleh setiap Muslim (mungkin ceramah yang dibacakan di makam orang yang sudah meninggal). Naskah ini berbentuk “soal kalawan jawab”, yaitu katekismus dalam bentuk “jika kamu ditanya…” (lamun sira tinakonan…), “jawabanmu [adalah]…” (sauranira…).