Kasus Ijazah Jokowi, Prabowo tak Bisa Lepas Tangan
Oleh: Erizal
Kasus ijazah Jokowi tak bisa dibiarkan berlarut-larut seperti saat ini. Tangan-tangan Prabowo harus ikut bermain. Seperti terlihat tangan-tangan Prabowo yang ikut bermain saat menggagalkan UU Pilkada Baru atas jawaban putusan MK yang tiba-tiba mengubah syarat pencalonan secara drastis dalam Pilkada serentak, kemarin.
Inti dari UU Pilkada baru itu ialah memberikan jalan buat Kaesang untuk maju sebagai Calon Gubernur atau Calon Wakil Gubernur seperti halnya Gibran maju sebagai Calon Wakil Presiden, setelah mengubah syarat usia dalam Pencapresan.
Saat itu demo besar-besaran terjadi di DPR. Publik figur banyak yang turun gunung. Peringatan darurat menggema di medsos. Prabowo yg belum dilantik ketika itu, konon harus ambil alih situasi dan membatalkan UU Pilkada Baru yang serba kilat itu.
Tak terbayangkan, kalau UU Pilkada Baru itu tetap disahkan. Maka salah seorang Gubernur atau Wakil Gubernur kita, apakah di Jakarta atau Jawa Tengah, bernama Kaesang Pangareb.
Hanya dengan Wakil Presiden bernama Gibran Rakabuming Raka saja, Republik ini tak kunjung tenang, gelisah sepanjang hari. Apalagi dengan Gubernur atau Wakil Gubernur bernama Kaesang Pangareb.
Tingkat kegelisahan Republik ini mungkin semakin tinggi. Bukan sekadar protes dari orang-orang yang kalah atau tak puas atas dengan kekalahannya. Melainkan cara kalah yang tak pernah bisa diterima sampai kapan pun.
Cara kalah yang tak bisa berbuat apa-apa. Ditambah pula cara menang yang tak rendah hati. Baru saja dilantik Wapres Gibran sudah turun bagi-bagi susu dan membuat pula program Lapor Mas Wapres saat Presiden di luar negeri. Ojo Kemajon.
Tangan-tangan Prabowo juga terlihat ikut bermain saat isu Pagar Laut mengemuka. Pagar Laut yang jelas-jelas mengganggu para nelayan seperti tak tersentuh. Pagar Laut itu akhirnya dibongkar melibatkan TNI AL dan sejumlah masyarakat.
Meski tak jelas siapa yang harus bertanggung jawab, yang jelas Pagar Laut itu saat ini sudah musnah, akibat ikut bermainnya tangan-tangan Prabowo. Sesuatu yang merajalela dan tak tersentuh selama ini menjadi tersentuh dan sama sekali stop.
Tangan-tangan Prabowo juga terlihat ikut bermain dalam sejumlah kasus besar yang ditangani Kejagung saat ini, tanpa harus merinci kasus-kasus besar itu apa saja. Mantan Menkopolhukam Mahfud MD mengakui adanya tangan-tangan Prabowo yang ikut bermain dalam usaha bersih-bersih di Kejagung. Mustahil Kejagung berani tanpa andil tangan-tangan Prabowo.
Terbaru, tangan-tangan Prabowo terlihat ikut bermain dalam pencopotan tiba-tiba Letjen Kunto Arief Wibowo, putra Try Sutrisno, yang ikut menandatangani usulan forum purnawirawan TNI agar Wapres Gibran dicopot. Orang tuanya terlihat ikut bermain politik, anaknya tiba-tiba dicopot, padahal baru menjabat.
Suatu respon politik yang terlalu keras dan begitu kasar. Persis seperti UU Pilkada Baru yang gagal disahkan itu. Akibat ikut bermainnya tangan-tangan Prabowo-lah, disinyalir Letjen Kunto kembali ke posisinya. Meski secara resmi hal itu dibantah.
Lewat Kepala PCO Hasan Nasbi yang dipertahankan Prabowo, tangan-tangan Prabowo juga ikut bermain saat penangguhan penahanan mahasiswi ITB yang ditangkap karena meme yang dibuatnya tak layak untuk disebar. Mahasiswi ITB itu baiknya dibina bukan dihukum. Sungguh, pemerintahan yang baik hati.
Apakah tangan-tangan Prabowo juga harus ikut bermain dalam kasus ijazah Jokowi? Bukankah Prabowo sendiri sudah menyentil tak suka dengan kasus ijazah Jokowi yang dibesar-besarkan ini
Bukannya selesai, justru kasus ijazah Jokowi ini terasa semakin membesarkan dan tak jelas ujungnya. Yang memperbesar tak hanya Roy Suryo Cs, tapi juga Jokowi itu sendiri. Bukannya memperlihatkan saja ijazahnya itu seperti dia memperlihatkannya kepada wartawan, justru Jokowi membawanya ke ranah hukum.
Apakah selesai? Tidak. Justru semakin berbelit-belit. Kedua belah pihak malah saling lapor. Pihak kepolisian tentu tak bisa hanya memproses laporan dari Jokowi dan menepis laporan pihak di sebelahnya. Dan sudah muncul suara pula tak akan mempercayai forensik polisi, kalau tak melibatkan pihak independen. Makin rumit.
Di situlah pentingnya tangan-tangan Prabowo juga ikut bermain membereskannya seperti banyak kasus belakangan ini.
Prabowo memang tak bisa lepas tangan soal kasus ijazah Jokowi yang sudah masuk ranah hukum ini. Tangan-tangan Prabowo harus ikut bermain seperti dalam banyak kasus sebelumnya, setelah menjadi Presiden.
Tanpa bermaksud mengajari ikan berenang, tangan-tangan Prabowo harus memastikan terlebih dulu ijazah Jokowi itu benar-benar tak ada masalah atau justru memang ada masalah.
Kedua, pastikan aparat kepolisian bekerja secara transparan dan netral. Ketiga, proses secara cepat dan murah tanpa abai terhadap transparansi dan netralitas di atas. Kalau perlu buka secara terbuka seperti yang dikatakan Rocky Gerung bahwa masalah ijazah itu bukanlah masalah hukum, melainkan masalah etis.
Keempat, dekati pihak-pihak yang tak puas untuk fokus pada hal-hal yang lebih besar seperti Prabowo mendekati para purnawirawan atas kegelisahan yang mereka rasakan.
(*)