Jenderal Try Sutrisno
(Wakil Presiden 1993 - 1998)
Pak Try Sutrisno itu Jenderal yang gak neko-neko lo, beliau itu dari dulu lurus-lurus aja, sekalipun dulu ada anggapan kalau beliau orangnya Jenderal Benny Murdani, tapi Jenderal Try bisa masuk dan diterima di lingkaran Cendana dengan sukses sampai kemudian menjadi Wakil Presiden. Beliau juga berhasil lepas dari bayang bayang Jenderal Benny.
Selama jadi Wapres Jenderal Try juga aman-aman saja dan sering mengunjungi pesantren dan dekat dengan berbagai kalangan.
Sewaktu jadi Pangdam Jaya di tahun 80an Pak Try juga mengayomi berbagai organisasi pemuda dengan penuh kebapakan. Salah satu senior saya di salah satu pecinta alam Jakarta bahkan sertifikat pendidikan dasarnya telah ditandatangani Pak Try Sutrisno di tahun 82 saking dekatnya beliau dengan organisasi pemuda saat itu.
Pasca reformasi 98 Jenderal Try juga tidak terlalu disorot oleh aktivis 98. Dengan sikapnya yang kalem itu beliau justru sangat dihormati oleh kalangan TNI.
Jadi adalah aneh dan kurang ajar kalau ada orang yang berani mengatai ngatai beliau hanya karena sudut pandangnya yang berbeda terhadap pemerintahan sekarang ini.
Dengan usia yang sangat sepuh (menginjak 90 tahun) beliau masih peduli terhadap kondisi bangsa ini.
Beliau memang sudah pensiun tapi beliau juga punya hak terhadap masa depan bangsa ini.
Beliau juga bukan pensiunan yang tidak tahu diri seperti "si pemilik ijazah bermasalah", udah jelas pensiun tapi ngebet dan ngotot minta dikirim dan ditugasi pemerintah ke negara sono yang lagi duka cita karena pausnya meninggal, sampai di sono pake doa angkat tangan dan usap muka segala...
Jenderal Try Sutrisno kini adalah sesepuh yang dituakan TNI, kalau beliau sudah bersuara kritis seharusnya purnawirawan lain mendukung, apalagi kritikan beliau untuk kepentingan bangsa. Tidak perlu harus keluar kata-kata "sudah tua lebih baik main sama cucu, kita ini udah tua tinggal tunggu mati saja...tidak perlu neko neko mengkritik pemerintah..." dll.
Seorang tentara jika sudah pensiun memang tidak pernah bertempur di medan perang, tapi dia masih bisa bertempur di medan pemikiran.
Buat saya...Pak Try adalah gambaran "Old Soldier Never Die"
(Iwan Mahmoed Al Fattah)