Perlawanan dari Guru SDIT
Vokalis dari band Punk Sukatani ini ternyata seorang guru di SDIT. Setelah identitasnya ketahuan karena harus melakukan permintaan maaf di publik oleh pak polisi yang tidak anti-kritik (katanya), ia kemudian dipecat, konon karena ada surat dari aparat.
Apalagi, sejak konser Musik di Banyuwangi, band Sukatani ini sebenarnya sudah diincar oleh pak polisi (yang katanya tidak anti-kritik) mengakibatkan mereka kemudian meminta maaf di publik.
Beberapa tetangganya kaget, tak menyangka bahwa beliau ternyata bermain musik Punk. Dan ternyata gitarisnya dalah suaminya vocalis.
Gerakan protes itu tidak melulu datang dari aktivis, intelektual Islam, dan akademisi, tetapi ia bisa datang dari guru yang menggunakan topeng superhero melawan kejahatan.
Topengnya memang telah terbuka tetapi lagunya "bayar, bayar, bayar" menjadi anthem ('lagu kebangsaan') perlawanan kepada Parcok (partai coklat).
Di tengah kabinet yang mengangkat semua elemen ke dalam kabinet untuk meminimalisir oposisi di era pemerintahan Prabowo, justru api perlawanan yang meminyaki mobilisasi massa 'Indonesia Gelap' justru datang dari seorang guru SDIT dengan jubah kepahlawanannya.
👇👇
ini sih jadi LAGU WAJIB pic.twitter.com/MWutGW8eNI
— Mas P1yu🍉 (@Piyusaja2) February 21, 2025
#KamiBersamaSukatani pic.twitter.com/A8mJLM5GB1
— Kementerian Kegelapan (@kemgelapan) February 20, 2025
#KamiBersamaSukatani pic.twitter.com/DuTF5xD54x
— Kementerian Kegelapan (@kemgelapan) February 20, 2025