Mega-SBY, Berawal dari Mimpi Naik Kereta Bersama

Mega-SBY

Oleh: Erizal

Setelah keluar dari koalisi mengusung Anies, Demokrat lebih sering disebut bakal koalisi dengan PDIP mengusung Ganjar, daripada koalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo. Agaknya PDIP lebih proaktif daripada Gerindra.

Bisa jadi, karena AHY-Puan sudah dua kali bertemu, sehingga dianggap semestinya Mega-SBY, juga bisa bertemu. Tak hanya dari kalangan PDIP dan Demokrat, tapi publik pun seperti menginginkan pertemuan itu terjadi.

Sepuluh tahun Demokrat berkuasa, Mega seperti membelakang. Begitu juga sepuluh tahun PDIP berkuasa, SBY juga membelakang. Kini, saatnya keduanya bertemu, bekerja sama. Sekali untuk selamanya. Atau, benar² tidak.

Mimpi SBY akan satu gerbong dengan Mega, mengiringi pertemuan Puan-AHY tempo hari, mestinya ditangkap Mega seperti pengakuan atas kesalahan di masa lalu. Sebuah sinyal. Meski saat itu Demokrat masih bersama Anies.

Demokrat sedang patah karena ditinggal NasDem. PDIP pun pernah merasakan patah karena ditinggal PAN. Sudah bertemu dan tawarkan Cawapres, ternyata pindah bersama Prabowo. Rasa² dalam politik kita, menghilang.

Kalau Demokrat bergabung bersama PDIP, dapat dipastikan Ganjar berada di atas angin. Tapi, tentu belum akhir buat Prabowo dan Anies. Pemilih masih melihat formasi koalisi hingga pendaftaran ke KPU nanti. Gonta-ganti koalisi masih akan terjadi sebulan ke depan.

(*)
Baca juga :