Sudah paham arti Beramal Untuk Islam?

Sudah paham arti Beramal Untuk Islam?

هذا الإسلام، ليس إسلام حزبك، هذا إسلام لكل البشرية ورحمة لكل البشرية، يجب أن تحب الخير من أي مكان صدر اقبل الخير من أي جهة صدر، ولا تصد الخير لأنه لم يخرج من بيتك، ولا تحاول أن تمنع النور عن الناس لأنه لم يخرج من نافذتك، دع النور يدخل على الناس من أي نافذة جاء، المهم أن تضاء بيوتهم، تضاء قلوبهم، تضاء نفوسهم.
فهمتم العمل للإسلام؟!
(في ظلال سورة التوبة)

"Islam ini bukan sekadar Islamnya golonganmu. Islam ini adalah untuk seluruh manusia dan rahmat untuk setiap manusia. Engkau harus mencintai dan menerima kebaikan darimanapun ia berasal. Jangan menolak kebaikan hanya karena itu tidak berasal dari dalam rumahmu. Dan jangan menghalangi cahaya dari manusia hanya karena ia tidak melewati jendelamu. Biarkan cahaya itu menerangi manusia lewat jendela manapun. Yang penting ia bisa menerangi rumah mereka, hati mereka, dan jiwa mereka. Sudah paham engkau tentang arti beramal untuk Islam?"

(Asy-Syaikh Al-Mujahid Dr. Abdullah Azzam rahimahullah)

***

Dr. Abdullah Yusuf Azzam (1941–1989), juga dikenal dengan nama Syekh Azzam, adalah seorang figur utama dalam perkembangan pergerakan Islam. 

"Ratusan tulisan dan pidatonya mampu menghidupkan ruh baru dalam diri ummat. Seolah-olah dia dipilih Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menegakkan kembali kewajiban yang telah dilupakan sebagian besar ummat Islam, yaitu jihad." Demikian komentar DR. Dahba Zahely, cendekiawan Muslim Malaysia tentang DR Abdullah Azzam. Komentar senada juga datang dari cendekiawan dan ulama dari berbagai negara.

Pendidikan dan Masa Muda

Syekh Azzam lahir pada tahun 1941 di desa As-ba'ah Al-Hartiyeh, provinsi Jenin di sebelah barat Sungai Yordan. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan lanjutan di desanya, dia melanjutkan ke Khadorri College di dekat kota Tulkarem dan mengambil jurusan pertanian. Setelah wisuda Syekh Azzam bekerja sebagai seorang guru di desa Adder, Yordania. Kemudian ia di Sharia College pada Universitas Damaskus di mana ia memperoleh gelar B.A. pada tahun 1966. Setelah tahun 1967 pada Perang Enam Hari dan Israel menduduki Tepi Barat, Syekh Azzam pindah ke Yordania dan bergabung dengan Ikhwanul Muslimin Palestina.

Shaikh Azzam pergi ke Mesir untuk melanjutkan studi Islam di Universitas Al-Azhar Kairo dan mendapat gelar master di bidang syariah. Ia kembali mengajar pada Universitas Jordan di Amman dan pada tahun 1971, Syekh Azzam kembali ke Universitas Al-Azhar dan memperoleh Ph.D dalam bidang Ushul Fiqh pada tahun 1973.

Salah Seorang Tokoh Penggerak Jihad

Pada tahun 1980 ia pindah ke Peshawar (Pakistan). Di sana ia mendirikan Baitul Anshar, sebuah lembaga yang menghimpun bantuan untuk para mujahid Afghan. Ia juga menerbitkan sebuah media Ummah Islam. Lewat majalah inilah ia menggedor kesadaran ummat tentang jihad. Katanya, jihad di Afghan adalah tuntutan Islam dan menjadi tanggung jawab ummat Islam di seluruh dunia. 

Seruannya itu tidak sia-sia. Jihad di Afghan berubah menjadi jihad universal yang diikuti oleh seluruh ummat Islam di pelosok dunia. Pemuda-pemuda Islam dari seluruh dunia yang terpanggil oleh fatwa-fatwa Abdullah Azzam, bergabung dengan para mujahidin Afghan.

Jihad di Afghanistan telah menjadikan Abdullah Azzam sebagai tokoh pergerakan jihad zaman ini. Ia menjadi idola para mujahid muda. Peranannya mengubah pemikiran ummat Islam akan pentingnya jihad di Afghanistan telah membuahkan hasil yang sangat mengagumkan. Uni Sovyet sebagai negara Adidaya harus pulang dengan rasa malu, karena tidak berhasil menduduki Afghanistan.

Abdullah Azzam telah berhasil meletakkan fondasi jihad di hati kaum muslimin. Penghargaannya terhadap jihad sangat besar. "Aku rasa seperti baru berusia 9 tahun, 7 setengah tahun jihad di Afghan, 1 setengah tahun jihad di Palestina dan tahun-tahun yang selebihnya tidak bernilai apa-apa," katanya pada seuatu ketika. Ia juga mengajak keluarganya memahami dan memiliki semangat yang sama dengan dirinya. Isterinya menjadi pengasuh anak-anak yatim dan pekerja sosial di Afghanistan.

Komitmen Abdullah Azzam terhadap Islam sangat tinggi. Jihad sudah menjadi filosifi hidupnya. Sampai akhir hayatnya, ia tetap menolak tawaran mengajar di beberapa universitas. Ia berjanji terus berjihad sampat titik darah penghabisan. Mati sebagai mujahid itulah cita-citanya. Wajar kalau kemudian pada masa hidupnya dialah tokoh rujukan ummat dalam hal jihad. Fatwa-fatwanya tentang jihad selalu dinanti-nantikan kaum muslimin.

Wafatnya

Beberapa kali Abdullah Azzam menerima cobaan pembunuhan. Sampai akhirnya ia dibunuh pada hari Jumat, 24 November 1989. Tiga buah bom yang sengaja dipasang di gang yang biasa di lewati Abdullah Azzam, meledak ketika ia memarkir kendaraan untuk salat Jumat di peshawar, Pakistan. Sheik Abdullah bersama dua orang anak lelakinya, Muhammad dan Ibrahim, meninggal seketika. Kendaraan Abdullah Azzam hancur berantakan. Anaknya, Ibrahim, terlempar 100 meter begitu juga dengan lainnya. Tubuh mereka juga hancur. Dalam peristiwa itu juga terbunuh anak lelaki al-marhum Sheikh Tamim Adnani (seorang perwira di Afghan).
Baca juga :