Tere Liye: Sejak Dulu Toleransi di Negara Kita Baik-baik Saja

Toleransi

Saya itu dulu waktu SMA, suka ikut pelatihan. Pelatihan apa saja, kalau ada pengumuman pelatihan di papan sekolah, sy ikut. Senang saja. Biasanya kan dikasih modul, buku, makan siang, uang saku, bisa 'bolos' sekolah secara legal, wah seru. 

Nah, suatu hari, sy ikut sebuah pelatihan. Itu pelatihan seharian, jadi materinya panjang, hanya dijeda makan siang. Tapi karena seru, narasumbernya bagus dan kocak, tidak terasa, jam 12 tiba, tetap lanjut. Nanti2 dulu makan siang. Jam 12.15, terdengar adzan. Eh, berhenti pembicaranya.

"Kenapa Bapak berhenti?" Salah-satu peserta bertanya. Narasumbernya jawab "Lagi adzan.". Eh? Peserta bingung, Bapak kan nasrani (di CV-nya begitu). Narasumbernya senyum saja, dia melambaikan tangan, menyuruh peserta diam. Wah, kaget dong. Itu narasumber ternyata menghormati adzan, jadi dia memutuskan berhenti sejenak. Habis adzan, lanjut lagi. Sampai materi selesai, baru makan siang.

Di lain tempat, ada cerita lain lagi. 

Di beberapa jalan tertentu dekat gereja, kalau minggu pagi, selalu macet. Banyak yang kesel kalau melintas. Sudah jalan sempit, yang parkir banyak. Tapi ada yang senyum lihat keramaian itu. Dia buka gerbang pagarnya, dia suruh parkir mobil2 itu ke dalam. 

Yang mau ke gereja nanya ke yg buka gerbang pagar, "Bapak kan Islam?" Karena kelihatan pakai sarung, pakai baju koko. Yang ditanya senyum saja, nunjuk halamannya, maksudnya silahkan dipakai halaman rumahnya buat parkir.

Setahu saya, sejak dulu, toleransi di Indonesia itu baik2 saja. Ada sih kejadian2, keributan2 (namanya juga manusia, pasti ada saja yg lebay sifatnya), tapi kalau dilihat secara menyeluruh, baik2 saja. Kalau dibicarakan baik2, selalu ada jalan keluarnya. 

Setahu sy juga, karena sy itu nyaris mengunjungi setiap jengkal Indonesia, lewat acara2 literasi. Papua, Maluku, Sulawesi, Sumatera, Flores, dll, dsbgnya. Ke sekolah islam, eh sebagian muridnya ternyata kristen. Ke sekolah kristen, eh sebagian muridnya Islam. Semua baik2 saja loh. Guru, murid, warga, tetangga, mereka saling toleran. Mana ada yang sibuk bertengkar di sana? Mana ada yg sibuk nyinyirin, melarang2, ngatur2.

Setahu sy begitu.

Nah, kalian toleran juga tidak? Mau tidak jadi toleran?

Kalau iya, maka contohlah orang2 ini. Teladani orang2 yg real toleran dan menghormati agama lain. Kongkrit di dunia nyata. Bukan cuma komen di medsos, dikit2 nuduh ini, nuduh itu. Dikit2 manggil orang dgn sebutan hewan, dll. Dikit2 ngurusin agama. Semua disambungkan ke agama, dll, dsbgnya. Komen2mu itu duuh, itulah yang merusak toleransi. Orang tdk ada yg bahas agama, eh, kamu nyamber saja, sambil nyinyirin agama.

Coba cek, berminggu2, jangan2 status, update, komen kamu isinya tentang kebencian semua. Tidak ada yang mencerahkan sedikit pun. Capek nggak sih berprasangka terus? Karena ketahuilah, di dunia nyata sana, Indonesia itu adalah salah-satu negara yang toleransinya baik2 saja. Cobalah sesekali halan-halan lihat dunia nyata. 

(By Tere Liye)

Baca juga :