Cak Anam: Bansernya Jadi Jangkrik, Mudah Diadu


[PORTAL-ISLAM.ID] Di tengah bangsa ini terpuruk, baik ekonomi, politik, hukum maupun konstitusi negara, ternyata, isu HTI masih mencuat ke permukaan. Rakyat dipaksa menyaksikan ‘Sinetron Khilafah’ yang cukup dramatis dan menegangkan.

“Anda percaya ada HTI? Itu bikinan. Anda percaya ancaman khilafah di negeri ini? Itu mainan. Untuk apa? Agar kita lengah, tidak sadar konstitusi diacak-acak. Buktinya UUD 1945 dimutilasi, kita diam,” kata Drs Choirul Anam (Cak Anam) di depan ratusan anggota GERAK (Gerakan Rakyat Anti Komunis) saat menggelar Peringatan Harlah Pancasila 18 Agustus, melawan Keppres 24 tahun 2016 di Museum NU, Surabaya, Selasa (18/ 8/2020) lalu.

Akibatnya, jelas Cak Anam, tatanan berbangsa dan bernegara, menjadi rusak. UUD 1945 sudah diubah. Rakyat sibuk dengan mainan HTI. Ketika UUD palsu digugat ke pengadilan oleh Dokter Zul, rakyat tidak peduli. Dalam kondisi seperti ini, masih mau memaksakan RUU HIP/BPIP yang jelas-jelas berlawanan dengan isi Pancasila.

Menurut Mantan Ketua GP Ansor Jawa Timur itu, bangsa ini harus paham dengan modus operandi komunis. Mengecoh dan mengalihkan perhatian umat beragama. Rakyat disuguhi HTI, disuruh berantem dengan HTI. Ansor dan Bansernya marah-marah.

“Bansernya seperti jangkrik, mudah diadu. Saya ini lama memimpn GP Ansor, miris kalau melihat Banser jadi jangkrik,” kata Cak Anam.

Dan benar. Dua hari setelah peringatan Harlah Pancasila itu, beredar luas aksi Banser menggeruduk sebuah yayasan, yang diduga menjadi sentral HTI. Banser juga menuntut Lembaga pendidikan TK, MI dan MTs Yayasan Al Hamidy – Al Islamiyah di Desa Kalisat, Kecamatan Rembang, Pasuruan itu ditutup.

Panas tapi Lucu


Ada debat panas dan lucu antara Ketua PC Ansor Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Saad Muafi, dengan Zainulloh (Yayasan Al Hamidy) saat penggerudukan itu seperti diwartakan JPNN.

Berikut perdebatan keduanya dalam proses 'tabayun' yang berlangsung pada Kamis (20/8/2020) lalu itu:

Zainulloh: Jadi begitu Pak Muafi. Kalau sampeyan nuduh saya salah, ajaran khilafah itu salah menurut sampeyan, laporkan saya ke polisi. Kita (bertemu) di pengadilan. Begitu saja.

Muafi: Sampeyan ngerti undang-undangan enggak?

Zainulloh: Lha iya.

Muafi: Perppu Nomor 2 weruh (tahu)? tahun 2017?

Zainulloah: Kemudian mana pernyataan dari pengadilan yang mengatakan bahwa Hizbut Tahrir itu terlarang. Terlarang? Kalau BHP (Badan Hukum Perkumpulan) dicabut oke.

Muafi: Dibubarkan!

Zainulloh: BHP-nya dicabut.

Muafi: Dibubarkan!

Zainulloh: Kalau BHP dicabut itu masih. Kalau sampeyan ndue (punya) surat nikah. Kemudian diambil oleh KUA atau pengadilan agama. Opo otomatis sampeyan…

Muafi: Terus kon iso kelon ngono ta, ambe bojomu (terus kamu bisa bergaul begitu, sama istrimu?).

Zainulloh: Lha makanya.

Muafi: Yo wes, lapo kon sih tetep (kenapa kamu masih tetap) mengajarkan ideologi khilafah?

Zainulloh: Lha iya. Kalau…

Muafi: Loh, pertanyaannya itu. Ini meresahkan masyarakat. Enggak bisa!

Zainulloh: Lho kalau meresahkan ini lho pak polisi, laporkan saya.

Muafi: Bikin surat pernyataan! 

Zainulloh: Hehehe.. Bikin surat pernyataan apa?

Muafi: Tidak akan menyebarkan ideologi khilafah lagi!

Zainulloh: he he he

Muafi: Ojo ngguyu (jangan ketawa) aku serius iki!

Zainulloh: Saya serius. Laporkan. Saya tidak akan bikin pernyataan. Laporkan saya. Kita di pengadilan. Kalau saya…

Muafi: Tidak ada pengadilan!

Zainulloh: Tidak ada pengadilan, yo opo. Salahku opo. Sampeyan menuduh aku salah.

Muafi: Melanggar Perppu. Dan meresahkan masyarakat.

Zainulloh: Masyarakat sopo sing (masyarakat mana yang) resah?

Muafi: Sek ta la (tunggu), iki lho anak buahmu. Coba lihat! (anak buah dimaksud Muafi adalah Abdul Halim).

Zainulloh: Saya tahu. Dul Halim, ya laporkan Abdul Halim ke polisi.

Muafi: Terus efeknya, meresahkan masyarakat apa tidak? Lihat ini warga sebegini banyak (yang protes). Gara-gara ideologine sampeyan. Gara-gara ajarane sampeyan. Enggak ngaku salah sampeyan. Enggak isin (malu) di depan masyarakat? Apa karena itu yang diajarkan HTI? Licik seperti itu?

Zainulloh: Kalau salah, baik secara hukum positif yang berlaku di Indonesia, atau secara hukum agama.. (video terputus).

Inilah yang, menurut Cak Anam, bagian dari aktor ‘Sinetron Khilafah’ untuk mengecoh anak bangsa. Dengan demikian rakyat ini tidak sadar dengan masalah yang melilitnya.

“Ekonomi babak belur, konstitusi diacak-acak, kita diam saja. Sebagai mantan Ketua GP Ansor Jatim prihatin, saya minta Banser jangan jadi jangkrik, diadu untuk ditonton orang,” pesannya.

Sumber: Duta

Baca juga :