Hagia Sophia, Simbol Kemegahan Eropa


Hagia Sophia, Simbol Kemegahan Eropa

Tanah Eropa, dahulu terkenal terbelakang, primitif...

Di era abad pertengahan, Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki) adalah kota termegah di seantero Eropa.

Di kota ini juga berdiri Gereja Hagia Shopia yang terkenal itu...pusat peradaban dunia kaum Kristen Ortodhoks kala itu.

Yunani, dengan sederet sejarah panjang peradabannya, berada di belakang kedigdayaan Konstantinopel.

Megahnya Konstantinopel menarik minat dinasti-dinasti kekuasaan di dunia untuk meliriknya...tak terkecuali Dinasti Romawi (Kristen Katolik).

Di masa periode keempat Perang Salib, pasukan salib (pasukan latin dan romawi) pada awalnya menjadikan Konstantinopel sebagai "mitra" perjuangannya di Perang Salib untuk merebut Yerussalem dari Mesir.

Namun di perjalanannya, tepatnya di bulan April 1204, Pasukan Salib menyerbu Konstantinopel, memanfaatkan kemelut konflik politik di internal Byzantium kala itu.

Saat pasukan salib memasuki gerbang kota dan membanjiri kota megah ini, pembantaian, pemerkosaan, dan penjarahan terjadi sepanjang tiga hari berturut-turut.

Para pemuka agama di Yunani, hingga abad modern ini pun tak pernah melupakan sejarah kelam Konstantinopel kala ditaklukkan Pasukan Salib, yang sejatinya "saudara seiman" mereka sendiri.

Hingga sejarah kembali berlanjut...Yunani, di masa Imperium Bizantium Dinasti Palailogos berontak, dan kembali merebut Konstantinopel dari tangan Romawi di tahun 1261.

Masa-masa kejayaan Konstantinopel kembali menggema di Eropa..hampir 200 tahun lamanya.

Sebelum akhirnya pada 1453, Dinasti Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II (Sultan Muhammad Al-Fatih) berhasil menaklukkan Konstantinopel.

Penaklukan yang sangat amat dramatis..butuh waktu berbulan-bulan bagi pasukan Turki Ustmani menembus benteng Konstantinopel yang terkenal kokoh di sepanjang Eropa.

Hingga di ujung kesabarannya, pasukan armada laut Sultan Al-Fatih yang tak juga mampu menyeberangi Selat Bosphorus berkat kecerdikan pasukan Yunani dengan memasangi rantai-rantai besar di sepanjang selat, akhirnya menempuh jalur tak lazim...

Demi menyeberangi Selat Bosphorus, Sultan Al-Fatih pun bersama pasukannya mengangkat kapal-kapal perang mereka ke darat dan menaiki perbukitan untuk memutari ranjau rantai-rantai pasukan Yunani.

Strategi tak diduga ini berhasil...Konstantinopel pun jatuh ke tangan Sultan Al-Fatih.

Bayang-bayang kekejaman Pasukan Salib 200-an tahun sebelumnya atas penduduk kota terbayang-bayang...

Namun saat memasuki gerbang Konstantin dan Gereja Hagia Shopia yang dijadikan tempat bersembunyi rakyat Konstantin, Sultan Al-Fatih justru bersikap di luar dugaan..

Sang Sultan memerintahkan agar rakyat Kristen Ortodoks ini dibiarkan pulang dan dilindungi...meski Gereja Hagia dijadikan masjid, kaum kristen ortodoks dibangunkan gereja-gereja untuk mereka beribadah..

Bahkan Sultan juga mengangkat seorang tokoh Kristen Ortodoks sebagai pimpinan umat ortodoks...bangsa Konstantinopel pun bersukacita atas penaklukan ini..sehingga rela hidup berada di bawah kekuasaan Turki Ustmani.

Dan ini menjadi periode penaklukan terakhir atas Konstantinopel sepanjang sejarahnya..hingga tetap berdiri megah di kota Istanbul, Turki, hingga kini.

Di era runtuhnya Dinasti Turki Ustmani pada 1924, Masjid Hagia Shopia kembali menorehkan sejarah baru...pemerintah sekuler Turki mengubah status Hagia Shopia menjadi museum pada November 1934.

Dan kini... Jum'at 10 Juli 2020 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menutup masa kelam Hagia Shopia. Turki kembali membuka Hagia Shopia menjadi masjid...gaung azannya, untuk kali pertama sejak 86 tahun silam kembali menggema dari dalam Hagia Shopia.

Amerika dan Eropa, khususnya Yunani meradang...tapi Erdogan tetap tenang..karena Turki hari ini, adalah Turki yang penuh kemandirian..pusat beragam industri, termasuk militer di tanah Eropa...menjadi negara terkuat dari segi militer dari semua negara anggota NATO setelah Amerika Serikat.

Selamat datang kembali, Hagia Shopia...
Baca juga :