INDONESIA vs KANADA


INDONESIA vs KANADA

Postingan tweet ini saya temukan di lini masa. Canada ngasih benefit ke warganya atas Covid yang melanda.

Senin ngisi form, rabu cair. 2000 Dollar Canada. Kisaran 22 juta rupiah. Dalam 4 bulan kedepan.

Detailnya nanti caritahu sendiri. Ini untuk semua warga, atau untuk segmen tertentu. Tapi ini nyata banget.

Dalam sub komen postingan tweet ini, beberapa netizen +62 membandingkan dengan negerinya. Intinya mereka putus harapan.

"Itu Kanada, ya elah Indonesia, bisa idup juga syukur."

"Ya gak usah banding-bandingin sama negara maju, gak usah ngimpi."

Dan berbagai komen pesimis lainnya.

Walaupun konon sebentar lagi web pra kerja negeri ini mau ngasih dana ke masing-masing anak negerinya. wallahu'alam.

***


Malam ini saya iseng buka data Kanada. Memang negaranya luas. Daratannya 9.9 juta km persegi. Sementara kita Indonesia 1.1 juta km per segi.

Tapi konon Kanada di bagian utara Amerika itu dingin banget. Andai banyam sumber daya pun, gak sebanyak Indonesia.

Tentang kepadatan juga kita lebih padat. 138 manusia per km persegi. Kanada hanya 3.92 km persegi. Kanada lebih lengang. Populasinya 35 juta. Sementara kita on going ke 300 juta.

Namun PDB Kanada dengan Indonesia terpaut tipis.

Kanada di 1.529 T USD (2016)
Itu data di print screen wikipedia

Dan di 2019 Kanada sudah di 1.712 T USD

Sedangkan Indonesia di 1.100 T USD

Kanada memiliki besaran Ekonomi nomor 10 sementara kita nomor 16. Makanya kita masuk G20. Deket kan?

Tapi begitu ke pendapatan perkapita, dimana kekuatan ekonomi sebesar itu dibagi ke seluruh jumlah penduduk.

Kanada berada di 45.447 USD perkapita
Sementara itu,
Indonesia berada di 4.120 USD perkapita

Kesejahteraan per penduduk di Kanada berada urutan ke 15 dunia.

Sementara kesejahteraan per penduduk di Indonesia berada pada urutan ke 106.

He he he...

Secara besaran ekonomi kita dekat...

Tetapi begitu dihitung dari porsi untuk tiap penduduk, kita berantakan, ranking 106.

Kenapa?

Karena bilangan pembagi penduduk Kanada hanya 35 juta orang..

Sementara bilangan pembagi penduduk kita itu di 271 juta orang.


***

Jalan keluar....

Melihat data yang begitu gamblangnya, sebenarnya negeri ini tinggal masuk pada proses rekayasa ekonomi.

Kita jangan nyerah gitu aja. InsyaAllah anak bangsa ini banyak yang pinter-pinter dan ahli-ahli. Tinggal dikumpulin, dipimpin, dan diberi tempat. Selesai.

Besaran kita 1.100 T USD. Itu nilai produksi gross negara. Selama 1 tahun.

Kalo mau ngejar ke pendapatan perkapita 45.000 kayak Kanada, berarti mesti lompat 10x

yaudah, tinggal kalikan 10 aja itu 1.100 T USD.

Kita butuh 11.000 T USD produktifitas ekonomi dalam negeri.

Ada sekian banyak sumber daya alam.
Ada 200 juta generasi produktif
Ada segala macam sumber daya.

Tinggal kita mau bergerak bersama atau nggak?

Wabah ini akan membuat masing-masing negara mempertebal sekat. Saatnya kita perkuat kekuatan produksi ekonomi dalam negeri.

Bisa. Sangat bisa.

Yang ngomong gak bisa biasanya kebanyakan makan kuliah formal pertumbuhan ekonomi, jadi melihat angka tumbuh 1.000% atau 10x jadi takut.

Berlindung di pertumbuhan 4-6% per tahun. Ya elah.

Arahnya udah jelas.

Kayak perusahaan kan.

Kalo mau naikkan produktifitas, benerin manajemen.

Komisaris sebagai pemilik perusahaan harus sikat top manajemen yang maling-maling. BOD bersihkan dari penjahat.

Tim pembelian dicek. Yang makan gratifikasi atau cashback hajar. Eksekusi. Pecat.

Tim produksi dipacu. Pake sumber dana yang ada. Debt ditahan, atau bayar sekalian. Cost dihemat. Kerja efisien.

Tim sales yang kejar revenue pacu. Kalo di negara revenue dari pajak dan non pajak.

Sikat pajak ke kelas ekonomi atas. Besarkan arus pemasukan non pajak. Re negosiasi pengelolaan sumber daya alam yang berat sebelah.

Di perusahaan, biasanya jadi gak produktif ketika sentra kekuasaan terlalu banyak. Bias. Banyak raja kecil. Semua direktur seakan punya faksi masing-masing. Program dibawah gak selesai.

Kalo komisaris selaku owner perusahaan melihat begini, harusnya putuskan kekuatan komando secara bulat. Jangan banyak bias kekuatan.

Komisaris pilih yang bener. Top manajemen perusahaan gak boleh terlalu banyak kepentingan. Terlalu banyak faksi. nanti sibuk gak kerja-kerja. Kelahi aja. Saling nyari panggung, saling jegal program.

Nah...

Negara ini...

Milik rakyat...

Komisarisnya ya kita ini...

***

Jadi... Kalo negara ini mau kuat, naik sejahtera, ...

Tergantung komisaris aja.. Tergantung kita..

Mau apa nggak...

Kalo saya optimis bisa...

asal dikerjain dari sekarang...

Mau ikutan?

(By Rendi Saputra)


Baca juga :