Surat Nabi Muhammad Kepada Uskup Romawi Untuk Masuk Islam, Uskup Romawi pun Masuk Islam Hingga Syahid


[PORTAL-ISLAM.ID] Setelah diangkat menjadi Rasul dan kokoh kedudukan Umat Islam di Madinah, Nabi Muhammad SAW lantas membangun komunikasi dengan para pemimpin dunia agar masuk Islam melalu surat yang dibawa para utusan Nabi.

Sepanjang hidupnya, Rasulullah SAW menulis langsung sebanyak 43 surat untuk pemimpin dunia seperti para raja, tokoh agama dan kepala suku. Beberapa raja seperti raja Persia, Mesir, Ethiopia, Kaisar Romawi dan uskup dikirimi surat melalu para utusannya.

Surat Kepada Uskup Dhughathir

Rasulullah SAW mengirim Surat kepada Heraclius (Raja Romawi) dan Uskup terpandang di Romawi yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi.

Kaisar Heraclius menerima surat dari Nabi yang mengajaknya untuk masuk Islam. Heraclius telah mengetahui tentang Rasulullah SAW dan membenarkan kenabian beliau dengan pengetahuan yang lengkap. Akan tetapi ia dikalahkan rasa cintanya atas tahta kerajaan, sehingga ia tidak menyatakan keislamannya karena pasti rakyatnya tidak akan menerima.

Dihyah al-Kalbi selanjutnya mengantarkan surat Rasulullah SAW yang ditujukan kepada uskup terpandang di Romawi, yaitu uskup Dhughatir.

Surat ini berisi:

“Salam bagi yang beriman. Atas dasar itu sesungguhnya Isa bin Maryam adalah tiupan roh Allah, terjadi dengan kalimat-Nya yang benar (haq), disampaikan kepada Maryam yang suci. Aku beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak cucunya serta apa yang diberikan kepada para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepadanya. Salam yang mengikuti petunjuk.”

Setelah membaca surat tersebut, sang uskup berkata kepada Dihyah, “Demi Allah, sahabatmu (Muhammad) adalah seorang Nabi yang diutus. Kami mengenali sifat-sifat dan namanya semuanya tercantum dalam kitab-kitab kami.”

Uskup tersebut kemudian menanggalkan keuskupannya yang berwarna hitam dan digantinya dengan jubah berwarna putih. Dia mengambil tongkatnya, lalu beranjak menuju ke gereja. Di sana, banyak orang sedang berkumpul. Di hadapan mereka, uskup berkata, “Wahai segenap orang Romawi, aku telah menerima surat dari Ahmad yang mengajak kita kepada Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

Mendengar ucapannya tersebut, orang-orang pun serempak menyerang dan memukulinya bertubi-tubi hingga tewas.

Setelah kejadian itu, Dihyah kembali kepada Heraklius. Kemudian Heraklius berujar, “Aku sudah memberitahukan kepadamu bahwa kami mencemaskan diri sendiri dan tindakan kekerasan mereka. Demi Allah, uskup Dhughatir lebih mulia daripada aku.”


Baca juga :