KEMENANGAN HAMAS

Proses rekonstruksi Gaza adalah hal yang sangat menakutkan buat IsraeI.

Mengapa?

Karena akan ada banyak material yang masuk sehingga sulit untuk dideteksi.

Itu artinya akan ada peningkatan kapasitas militer Gaza di masa mendatang.

Gaza awalnya cuma punya batu dan molotov.

Kemudian mereka memiliki peluru. Berkembang lagi dengan roket jinjing, roket jarak pendek, menengah, lalu roket jarak jauh.

Kalau tidak salah 15 tahun lalu Hamas belum punya roket yang bisa menjangkau Tel Aviv. Waktu itu Iron Dome juga belum sebagus sekarang.
Selanjutnya sempat ada serangan IsraeI ke Gaza dalam skala kecil, begitu Hamas menembakkan untuk pertama kali roket yang bisa menjangkau Tel Aviv dan lolos dari pertahanan udara, kabinet IsraeI langsung kocar kacir bersama Setanyahud lari ke bunker.

Tak lama kemudian mereka langsung menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Mesir dan Turki.

Ketika kondisi Palestina mulai buntu atau stalemate, dimana posisi Gaza yang paling menderita karena terkepung dan diabaikan, akan muncul perang untuk menyentak lagi dunia.

Setelah perang akan ada rekonstruksi, dimana pintu bantuan lebih longgar. Kondisi inilah yang dipakai Hamas untuk meningkatkan kemampuannya.

7 Oktober sepertinya adalah pertaruhan terakhir mereka, dimana kalau gagal, Hamas akan hancur/musnah, tapi jika berhasil setidaknya Palestina akan merdeka (minimal sesuai garis 1967), walaupun Hamas juga hancur.

Namun ternyata IsraeI tidak mampu menghancurkan Hamas. Kota bawah tanah Gaza masih utuh. Pengamat IsraeI bahkan skeptis, operasi IDF cuma menghancurkan 10% saja dari jaringannya.

IsraeI pun menggunakan strategi kotor menyasar warga sipil dan menutup akses bantuan seperti yang dilakukan rezim Assad di Aleppo dan Ghouta 10 tahun lalu.

Dan belakangan ada isu, bahwa Amerika mengancam IsraeI akan membiarkan Palestina merdeka jika perang Gaza tidak diselesaikan secepatnya dan pembebasan semua sandera. Catat, satu-satunya penghalang kemerdekaan Palestina adalah Amerika levat hak veto di UNSC.

Yang mengejutkan, Trump tidak mensyaratkan lagi pelucutan senjata dan pengasingan pimpinan Hamas dari Gaza, seperti yang dialami Fatah 30 tahun lalu sebagai syarat gencatan senjata permanen.

Menunjukkan bahwa Amerika mengakui ketidakmampuan IDF melawan Hamas.

(Pega Aji Sitama)

Baca juga :