[PORTAL-ISLAM.ID] Pelatih Manchester City Pep Guardiola menerima gelar kehormatan di Universitas Manchester, Senin, 9 Juni 2025.
Guardiola dianugerahi gelar kehormatan oleh Universitas Manchester karena keberhasilannya bersama Manchester City. Ia memenangi 18 trofi dalam sembilan tahun di klub tersebut.
Gelar kehormatan itu juga diberikan berkat karya yayasan keluarganya, Yayasan Guardiola Sala, yang "berusaha untuk mendukung mereka yang paling kurang beruntung" di masyarakat.
Saat berpidato menerima gelar kehormatan itu, Pep Guardiola mengajak orang-orang agar tidak mengabaikan penderitaan di Gaza yang kian memburuk di tengah konflik Palestina dengan Israel.
Guardiola, 54 tahun, merasa tak tahan melihat derita orang-orang di Gaza.
"Sungguh menyakitkan melihat apa yang kami lihat di Gaza. Seluruh tubuh saya sakit," kata dia dalam cuplikan pidatonya yang dibagikan di media sosial, seperti dikutip Al Jazeera.
Pelatih asal Spanyol ini melanjutkan, "Saya tegaskan, ini bukan tentang ideologi. Ini bukan tentang apakah saya benar atau Anda salah. Ini hanya tentang kecintaan terhadap kehidupan, tentang kepedulian terhadap sesama."
Guardiola mendesak dunia untuk bersuara.
“Mungkin kita berpikir bahwa ketika melihat anak laki-laki dan perempuan berusia empat tahun terbunuh oleh bom atau terbunuh di rumah sakit, yang bukan lagi rumah sakit, itu bukan urusan kita. Ya, baiklah, itu bukan urusan kita. Namun berhati-hatilah – anak-anak berusia empat atau lima tahun berikutnya akan menjadi urusan kita.”
Ia menyebutkan ketiga anaknya dalam pidatonya.
"Maaf, tapi aku melihat anak-anakku, Maria, Marius, dan Valentina. Setiap pagi sejak mimpi buruk itu dimulai, aku melihat bayi-bayi di Gaza, dan aku sangat takut."
Guardiola menyeru semua pihak untuk peduli.
“Anda mungkin bertanya apa yang bisa kami lakukan,” kata dia. “Ada sebuah cerita, saya sering mengingatnya."
"Sebuah hutan terbakar. Semua hewan pergi, ketakutan, tak berdaya. Namun burung kecil itu terbang maju mundur, maju mundur ke laut, maju mundur, membawa tetesan air di laut dan paruhnya. Ular tertawa melihatnya dan bertanya, 'Kamu tidak akan pernah bisa memadamkan api.' Burung itu menjawab, 'Ya, aku tahu itu.' 'Lalu mengapa kamu melakukannya lagi dan lagi,' tanya ular itu. 'Aku hanya melakukan bagianku,' jawab burung itu."
"Burung itu tahu ia tidak akan bisa menghentikan api, tetapi ia menolak untuk tidak melakukan apa pun," kata Guardiola.
Ia berharap cerita burung itu menumbuhkan kesadaran.
"Di dunia yang sering mengatakan bahwa kita terlalu kecil untuk membuat perbedaan, kisah itu mengingatkan saya bahwa kekuatan seseorang bukan tentang skala, melainkan tentang pilihan, tentang tampil, tentang menolak untuk diam atau berdiam diri ketika itu sangat penting."
Guardiola dikenal tidak pernah takut mengutarakan pandangan politiknya, dan sering berbicara tentang dukungannya terhadap kemerdekaan Catalan. Pada tahun 2018, ia didenda 20 ribu pound oleh FA Inggris karena "mengenakan pesan politik" di pinggir lapangan dengan memakai pita kuning untuk mendukung politisi yang dipenjara di Catalonia. Tahun sebelumnya, ia bergabung dengan ribuan pengunjuk rasa di Barcelona yang menuntut kemerdekaan di wilayah tersebut.
[VIDEO]
"It is so painful what we see in Gaza, it hurts all my body...it is not about ideology but the love of life...It is about refusing to be silent or still when it matters the most"
— Humza Yousaf (@HumzaYousaf) June 9, 2025
Thank you Pep for standing up for the innocent people of Gaza.
Video credit @BrickstoRiches_ pic.twitter.com/fEURXyqiaP