Sarjana banyak nganggur. Sulit dapat pekerjaan kantoran dan pabrikan.
Saat yang sama, banyak orang tua mengalami PHK. Sementara ia sudah banyak tanggung jawab keluarga.
Tapi, pemimpin malah sibuk dengan omon-omon. Bernarasi kosong. Sibuk bicara politik. Mengeluarkan agitasi. Membuat provokasi. Terbitkan janji-janji semu. Memberi harapan-harapan palsu. Tiap ia pidato selalu muncul kegaduhan setelahnya. Sedang pemujanya sorak sorai bahkan joget ria.
Ia betul-betul di luar ekspektasi. Ia tak jauh beda dengan Dodo. Bahkan dengan heroiknya berteriak: Hidup Dodo!
Wahai rakyat, kapan kamu cerdas pilih pemimpin?
Sebagian orang berkata: Rakyat Indonesia itu tabiatnya senang ditindas dan diadzab pemimpin zalim.
Ya sudahlah.
(Ust. Hafidin Achmad Luthfie)