[Laporan Utama]
Cara Lembaga Negara Mendukung dan Menghimpun Suara untuk Prabowo-Gibran
AWAL Februari menjadi waktu yang sibuk bagi petinggi kepolisian di Jawa Tengah.
Hari-hari itu mereka ditugasi menggalang dukungan dari petinggi universitas untuk mengatasi kritik guru besar dari berbagai kampus.
Mulai Rabu, 31 Januari 2024, banyak akademikus mengecam keberpihakan Presiden Joko Widodo kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Umum 2024.
Tangkapan layar percakapan antara petinggi kampus dan perwira menengah yang diperoleh TEMPO menunjukkan pembuatan testimoni itu merupakan perintah Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi.
“Kami ada perintah dari Kapolda terkait dengan statement rektor,” begitu tertulis dalam percakapan itu.
Salah satu petinggi kampus yang didatangi polisi adalah Hardi Winoto. Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) itu didatangi Kepala Kepolisian Sektor Tembalang, Kota Semarang, Komisaris Wahdah Maulidiawati, pada Jumat sore, 2 Februari 2024. Polisi sempat memberikan sontekan kepada Hardi soal isi testimoni. Tapi Hardi menolak.
Malam itu juga potongan video Hardi yang memuji keberhasilan Jokowi menangani pandemi Covid-19 beredar di media sosial.
Di video itu tersemat logo Universitas Muhammadiyah Semarang.
Hardi kaget karena polisi tak meminta izin dia dan kampusnya untuk menyebarkan video itu.
“Saya dikira mengarahkan ke salah satu calon,” katanya, Ahad, 4 Februari 2024.
Setidaknya ada enam video testimoni petinggi kampus di Jawa Tengah yang berseliweran di media sosial.
Semuanya bernarasi sama: memuji kinerja Jokowi.
Seorang petinggi kepolisian dan pejabat di Istana Negara menyebutkan operasi polisi itu diharapkan bisa menandingi kritik guru besar, dosen, dan mahasiswa yang menderas.
Seorang pejabat kepolisian dan seorang di lingkaran Istana Negara menyebutkan operasi itu diharapkan bisa menjadi kontra-narasi bagi gerakan perlawanan masyarakat sipil.
Tak hanya mengamankan citra Presiden menjelang Pemilu 2024, kepolisian Jawa Tengah juga disinyalir membantu pemenangan Prabowo-Gibran.
Ancang-ancang operasi itu telah dimulai sebelum Gibran menjadi calon wakil presiden Prabowo.
Pada Agustus-September 2023, Markas Besar Polri memetakan dukungan tokoh masyarakat dalam pemilihan presiden atau pilpres 2024.
Pemetaan itu dilakukan oleh setiap kepolisian resor di Jawa Tengah dan daerah lain.
TEMPO membuka survei berformat Google Form yang disebarkan kepolisian.
Isi pertanyaannya antara lain nama-nama tokoh berpengaruh, perkiraan jumlah pengikut, afiliasi terhadap partai, serta dukungan terhadap calon presiden.
Seorang petinggi kepolisian dan orang dekat Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pemetaan itu untuk memastikan kekuatan partai dan calon presiden di berbagai wilayah. Dengan begitu, polisi bisa menentukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat. Hasil survei itu kemudian dilaporkan ke Markas Besar Polri.
Narasumber yang sama bercerita, setelah Gibran menjadi calon wakil presiden Prabowo, Polri juga menggelar mutasi perwira menengah dan tinggi. Tujuannya, menempatkan perwira yang bisa membantu memenangkan Prabowo-Gibran. Mereka yang dinilai mendukung calon lain otomatis terdepak.
👉SELENGKAPNYA di Majalah TEMPO, Minggu, 11 Februari 2024: BAYANG-BAYANG PEMILU CURANG