Pembelaan Afrika Selatan kepada Palestina, mengingatkan pada kisah Najasyi yang membela dan melindungi kaum muslimin di era Nabi Muhammad ﷺ

“Kekerasan dan kehancuran di Palestina tidak dimulai pada 7 Oktober. Orang-orang Palestina telah mengalami penindasan dan kekerasan sistemik selama 76 tahun terakhir,” kata Ronald Lamola, Menteri Kehakiman Afrika Selatan saat menyeret genosida Israel di sidang Mahkamah Internasional.

Pembelaan Afrika Selatan kepada Palestina, mengingatkan pada kisah Najasyi yang membela dan melindungi kaum muslimin di era Nabi Muhammad ﷺ.

Najasyi (Ashamah bin abjar) menerima Gelombang pertama kaum muslimin sebanyak 80 orang yang hijrah ke habasyah (Ethiopia).

Melindungi mereka dengan keadilannya dan menerima ajaran Islam yang dibawa para Pengungsi muslim itu karena kecerdasan akalnya dan kebersihan hatinya setelah Ja'far bin Abi Thalib membacakan surah Maryam di hadapannya dan para uskup yang ada di istana.

Keadilan lebih tinggi nilainya daripada nasionalisme atau patriotisme.

Najasyi tidak meminta upah atau upeti atau pajak atas perlindungan dan jaminan keamanan yang dia berikan pada para pengungsi muslim yang tertindas dan teraniaya, Dia bahkan mencukupi kebutuhan mereka dan berdiri di pihak mereka.

Najasyi melakukan semua itu sebagai wujud syukurnya atas kembalinya tahta kerajaan yang direbut dari ayahnya melalui kudeta yang membuat ayahnya terbunuh, kemudian Allah kembalikan kerajaan itu padanya tanpa Dia berusaha menuntutnya dengan senjata.

Rakyat Habasyah yang awalnya mengusirnya, kemudian mencarinya dan memakaikan mahkota serta mendaulatnya menjadi Raja setelah kematian Pamannya.

Sebagian Ulama memasukkan Najasyi sebagai Sahabat Nabi meski tidak pernah bertemu atau membersamai Nabi karena Dia beriman dengan risalah Nabi.

Pelajarannya adalah "Jika Allah memberimu karunia yang tidak kau sangka-sangka, maka cara berterima kasih padaNya adalah jadikan kebaikan itu bermanfaat untuk makhlukNya."

(Aly Raihan El-Mishry)

Baca juga :