SAYA DITUDUH HTI?
Oleh: Ghufroni (Ketua Riset & Advokasi LBH-AP Muhammadiyah)
Ini salah satu bentuk serangan psikologis yang diarahkan kepada saya. Awalnya ini bermula dari orang-orang yang menjadi bagian ASG (Agung Sedayu Grup) yang memframing saya demikian. Menggunakan orang yang mengaku aktivis Muhammadiyah melalui tulisan di media online. Mungkin tuduhan ini karena saya dekat dengan Ahmad Khozinudin yang diframing eks HTI. Jadi dianggap satu kolam.
Tidak mempan atas tuduhan itu, narasi saya dituduh HTI sudah dihembuskan oleh parcok (polisi). Tapi usaha ini (yang menghendaki saya dipecat dari pengurus LBH AP PP Muhammadiyah) sepertinya tidak akan berpengaruh pada pimpinan Muhammadiyah.
Perlu saya jelaskan bahwa saya di pengurus PP Muhammadiyah itu karena diminta bukan karena meminta-minta jabatan begitu pula di AUM (Amal Usaha Muhammadiyah). Karena di Muhammadiyah bukan untuk mencari jabatan tapi sebagai ladang amal untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Selama saya masih sebagai pengurus, saya berusaha mengamalkan apa yang menjadi ajaran Kyai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah”.
Sekalipun saya menjabat di beberapa tingkatan persyarikatan, tidak ada namanya mendapat gaji atau penghasilan. Ini semata amanah yang harus dijalankan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Tetap yang utama adalah mencari nafkah untuk keluarga baru setelah itu mengurusi persyarikatan.
Pimpinan PP Muhammadiyah justru mendukung langkah advokasi yang dijalankan LBH AP PP sekalipun berhadapan dengan oligarki raksasa. Sehingga sampai saat ini saya dan rekan-rekan pengurus lainnya masih akan tetap melakukan advokasi terhadap korban kezoliman oleh pengembang PIK 2 dan di beberapa kasus lainnya di Indonesia. Rempang, Wadas dan dibanyak tempat lainnya.
(*dari fb penulis)