Orkestra Politik untuk Gibran

Orkestra Politik untuk Gibran

Hanya dalam sepekan, organisasi sayap dan para pengurus Partai Gerindra di berbagai daerah secara simultan menyatakan dukungan kepada Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto. Menurut mereka, nama putra sulung Jokowi itu mencuat dari aspirasi akar rumput, bukan karena komando dari atas.

Pada pekan yang sama, pelbagai kelompok relawan Jokowi serempak mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo sebagai capres. Projo bahkan menyiapkan posko pemenangan Prabowo-Gibran di Kebayoran Baru, berjarak kurang dari 1 km dari rumah Prabowo.

Orkestra politik terlihat begitu apik. Semua dalam kurun waktu seminggu saja jelang putusan MK terkait gugatan syarat capres-cawapres. Siapa jadi dirigen?

***

Tak lama usai mendeklarasikan dukungan kepada Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo, Ketua Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) yang merupakan organ sayap Gerindra, Bambang Haryadi, menelepon Sufmi Dasco dan Ahmad Muzani, 10 Oktober 2023.

Kepada Ketua Harian dan Sekjen Gerindra itu, Bambang menyampaikan bahwa nama Gibran merupakan aspirasi masyarakat yang masuk ke kader-kader Gerindra yang tergabung di Satria. Atas laporan itu, Dasco dan Muzani merespons positif.

Bambang Haryadi yang juga anggota DPR itu membantah anggapan bahwa deklarasi Gibran sebagai cawapres Prabowo sebagai arahan dari pimpinan partai.

Namun, menurut sumber kumparan di lingkup elite Gerindra, berbagai seremoni dukungan ke Gibran yang saling berdekatan selama sepekan terakhir memang “diorkestrasi” untuk menyambut momentum putusan Mahkamah Konstitusi, 16 Oktober, terkait gugatan syarat capres-cawapres.

MK yang diketuai paman Gibran, Anwar Usman, membacakan putusan gugatan UU Pemilu soal syarat usia capres-cawapres yang diajukan 7 pemohon. Para penggugat meminta MK menurunkan batas usia capres-cawapres yang kini 40 tahun menjadi 21–35 tahun, atau setidaknya pernah menjadi kepala daerah. Gibran kini berusia 36 tahun dan menjabat Wali Kota Solo.

Dari para pemohon tersebut, MK mengabulkan permohonan uji materi UU Pemilu yang diajukan Almas Tsaqibbirru, alumnus Fakultas Hukum Universitas Surakarta (Unsa) yang menyebut diri sebagai pengagum Gibran. Almas, yang juga putra Boyamin Saiman, Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), menganggap kinerja Gibran baik sebagai Wali Kota Solo.

Putusan MK tersebut otomatis membuat syarat capres-cawapres berubah. Meski belum berusia 40 tahun, seseorang dapat menjadi capres-cawapres bila telah berpengalaman sebagai kepala daerah.

Prabowo menyatakan, berbagai dukungan ke Gibran dari kader Gerindra di daerah merepresentasikan kehendak rakyat, bukan elite partai. Sementara keputusan final soal jadi atau tidaknya ia menggaet Gibran sebagai cawapres, akan dibicarakan bersama anggota koalisi.

Diskusi tentang cawapres bahkan bukan cuma berlangsung di antara partai anggota Koalisi Indonesia Maju, tetapi juga dengan “Pak Lurah”—sebutan yang kerap diasosiasikan dengan Jokowi.
“Beliau (Prabowo) pernah mengatakan, nanti sejumlah nama [cawapres] itu akan beliau konsultasikan dengan Pak Lurah,” kata Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, menceritakan perbincangannya dengan Prabowo, kepada kumparan.

Jumat malam, 13 Oktober, Prabowo menggelar rapat dengan para ketua umum partai koalisi. Hasilnya, Prabowo melempar kode bahwa satu dari empat kandidat cawapresnya berasal dari Jawa Tengah—yang tak lain adalah Gibran; sedangkan tiga lainnya berturut-turut berasal dari luar Jawa (Erick Thohir), Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa), dan Jawa Barat (Ridwan Kamil).

Sekalipun ada 4 nama bakal cawapres dalam daftar itu, sumber di lingkaran dekat Prabowo menyebut bahwa eks Danjen Kopassus itu sedari awal lebih nyaman bersama Gibran. Hal ini terlihat dari intensi dan frekuensinya bertemu Gibran selama setahun terakhir.

Sejak 2022, Prabowo dan Gibran sudah 7 kali bertemu. Terakhir, keduanya bertemu saat menghadiri Hari Veteran Nasional di Solo pada 10 Agustus 2023. Pada acara tersebut, Prabowo dan Gibran bahkan datang semobil.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan berpendapat, Prabowo ingin menggandeng Gibran lantaran ingin mendapat dampak elektoral dari pemilih yang puas terhadap kinerja Jokowi. Pasalnya, tingkat kepuasan terhadap Jokowi dalam berbagai survei mencapai 75–80%.

Niat Prabowo meminang Gibran juga diakui putra sulung Jokowi itu. Pada banyak kesempatan, Gibran menyebut Prabowo berkali-kali menawarinya jadi cawapres.

“Beberapa kali Pak Prabowo minta,” ucap Gibran.

Sokongan Jokowi dan Relawan

Menguatnya duet Prabowo-Gibran belakangan ini disebut-sebut sebagai hasil sokongan Jokowi dan relawannya. Sejumlah sumber kumparan menyatakan, Jokowi ingin memastikan warisan pembangunannya lestari, dan pengaruhnya tetap terjaga meski ia sudah purnatugas sebagai presiden.

Setidaknya, ujar Djayadi, persepsi itu pula yang muncul di benak publik. Anggapan bahwa gugatan syarat capres-cawapres merupakan jalan pintas untuk memuluskan laju Gibran, tak dapat dihindari.

“Tampaknya Jokowi khawatir legacy-nya—seperti proyek strategis nasional dan IKN—mangkrak. Jokowi membangun keluarga politik karena ingin berperan lebih besar pasca-presiden,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan. 

Ia menganalisis, “Jokowi akan punya peluang lebih besar kalau ada keluarganya di posisi penting pemerintahan. Maka, menjadikan Gibran sebagai cawapres cukup penting sebagai penghubung antara Jokowi dengan presiden terpilih berikutnya.”

Di sisi lain, sumber di lingkaran koalisi Prabowo berujar, menempatkan Gibran sebagai cawapres bukanlah karena Jokowi haus kekuasaan, tapi karena Jokowi ingin memastikan Prabowo tetap berjalan pada rel yang benar ketika ia memimpin.

“Menjaga” Prabowo dianggap lebih aman bila Prabowo memimpin negeri bersama Gibran, putra Jokowi sendiri. Langkah itu dianggap lebih terjamin pula ketimbang sekadar mendukung Prabowo melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini dipimpin putra bungsi Jokowi, Kaesang Pangarep.

Walau kadang masih terlihat ragu, Prabowo dalam sejumlah kesempatan secara terang-terangan menyatakan bakal melanjutkan kepemimpinan Jokowi jika terpilih menjadi presiden.

“Saya merasa sepenuh hati bersatu dengan beliau (Jokowi), tidak setengah hati. Tidak di belakang lain, di depan lain. Di depan muji-muji, di belakang merongrong. Sikap seperti itu harus kita hindari,” ujar Prabowo.

Sokongan untuk Prabowo-Gibran juga datang dari organ relawan Jokowi seperti Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi). Setelah menggelar Rapat Pimpinan Nasional yang dihadiri langsung oleh Jokowi pada 7 Oktober, malam harinya mereka langsung mendatangi kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, untuk menyampaikan dukungan.

Dukungan Samawi ke Prabowo itu hanya berselang sepekan usai Kaesang menyambangi markas relawan itu di Kayu Putih, Jakarta Timur, pada 29 September. Namun, menurut Sekjen Samawi Nizar Ahmad Saputra, kunjungan Kaesang tak ada hubungannya dengan keputusan Samawi mendukung Prabowo, sebab Samawi telah menjaring suara masyarakat sejak awal 2023.

“Mas Kaesang silaturahmi saja dan minta wejangan,” kata Nizar.

Uniknya, saat malam deklarasi di Kertanegara, para relawan Samawi sudah memakai kaos Prabowo-Gibran. Menurut Nizar, Samawi langsung mencetak 500 kaos sehari sebelumnya, 6 Oktober, setelah Rapimnas mereka memutuskan untuk mendukung Prabowo-Gibran sebagai capres-cawapres.
Meski demikian, Nizar menampik dugaan bahwa kaos Prabowo-Gibran dicetak karena mereka telah yakin atau mengetahui putusan MK bakal memuluskan Gibran.

“Kalau kemudian MK memutuskan [mengabulkan] gugatan batas usia capres-cawapres, tentu saja kami secara sukarela akan mencetak kaos lebih banyak,” ucap Nizar.

Setelah Samawi, giliran kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) yang menyampaikan dukungan ke Prabowo. Projo bahkan telah menyiapkan posko pemenangan Prabowo-Gibran di Jl. Erlangga II No. 22, Kebayoran Baru, Jaksel. Posko itu berjarak kurang dari 1 km dari rumah Prabowo.

Pada posko itu terpasang baliho bertuliskan “Rumah Indonesia Maju” dengan gambar Prabowo-Gibran serta Jokowi. Nama posko itu pun mirip dengan nama koalisi Prabowo—Koalisi Indonesia Maju.
Saat didatangi, penjaga Rumah Indonesia Maju menolak mengungkap nama pemilik posko. Ia hanya memberi kode agar menunggu sampai Sabtu, 14 Oktober. Pada tanggal itu, Projo menggelar Rakernas VI dan mendeklarasikan dukungan ke Prabowo.

Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan dukungan tersebut atas arahan Jokowi. Ia mengatakan, “Yang sudah jelas tidak usah diperjelas lagi.”

(Sumber: Kumparan)
Baca juga :