Menembakkan gas Air mata ke Penonton yg penuh sesakdan terkurung di tribun stadion sama aja dgn memasukkan Potasium dalm kolam ikan .
— Resty Cayah (@restyca_yah) October 2, 2022
Ini bukan prosedur pengamaan tp pembunuhan massal
Sejak 2014 kalian pelan2 besarkan monster. Ketika sdh besar, kalian kaget si monster tidak pilih2 korban?
— NephiLaxmus (@NephiLaxmus) October 2, 2022
Plis deh....
Kepolisian adalah satu dari sekian institusi negara yg beroperasi nyaris tanpa akuntabilitas yg efektif. Maka tak heran, inkompetensi dan brutalitas kepolisian terus berulang dan investigasinya lewat begitu saja. Pemaklumannya sudah semendalam itu.
— Ricky Gunawan (@erge17) October 2, 2022
Selama ada akun" ngga jelas yang membela kelakuan polisi dalam peristiwa kemarin, kita tahu negara ini masih bakal terus mengalami busuknya "oknum" polisi. Orang" yg bela kelakuan polisi model gini pasti dibayar. Dan yg bayar pengen kita terus dijajah rasa takut pada aparat. pic.twitter.com/6VI2IMkMFx
— Maju jalan, AW! (@awemany) October 2, 2022
dokumen tragedi 21 mei 2019 .anak kecil di keroyok brimod di bantai oleh 7anggota brimod ...pembunuh pic.twitter.com/FUAEkSPoeX
— Al_Buruj (@spiritualist_m) October 2, 2022