[BREAKING] Ukraina mulai kehabisan pasukan sehingga Amerika menggeser pasukan ISIS nya di Suriah untuk berperang di Ukraina 🤣

[PORTAL-ISLAM.ID]  CIA secara aktif bekerja untuk merekrut militan ISIS yang dipenjara oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS di timur laut Suriah untuk bergabung dalam perang melawan tentara Rusia di Ukraina.

Menurut sumber informasi yang berbicara dengan Sputnik News, tentara AS memindahkan militan ISIS ke pangkalan militer Al-Tanf di Suriah selatan untuk memberi mereka pelatihan yang diperlukan.

Pemindahan dilakukan dengan dalih "melakukan penyelidikan tambahan."

“Kurdi sejauh ini telah menyerahkan beberapa pemimpin tinggi dan sekitar 90 pejuang ISIS ke pihak Amerika, yang sebagian besar adalah warga negara Uni Eropa dan Irak, serta imigran dari Chechnya dan Daerah Otonomi Uighur Xinjiang di China,” menurut sumber Sputnik.

“Di masa depan, Washington bermaksud mengirim militan ini ke Ukraina sehingga mereka dapat mengambil bagian dalam melawan angkatan bersenjata Rusia,” tambah sumber itu.

Ini adalah laporan terbaru yang datang dari Suriah yang mengatakan gerilyawan ekstremis sedang direkrut untuk berperang atas nama Kiev melawan pasukan Kremlin.

Sejak dimulainya invasi militer Rusia ke Ukraina, ratusan militan milik Al-Qaeda, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), dan ISIS dilaporkan telah dipindahkan ke Eropa timur setelah dilatih di Al-Tanf.

Menurut laporan RT Arabic TV, sekitar 500 pejuang dan militan ISIS dari Kaukasus dan negara-negara Asia Tengah sedang menjalani pelatihan di pangkalan AS untuk melakukan serangan terhadap unit tentara Rusia baik di dalam wilayah Suriah maupun di Ukraina.

Bulan lalu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan tentara bayaran dan spesialis militer dari 64 negara terlibat dalam peperangan di Ukraina.

Tentara bayaran asing dari seluruh dunia bergabung dengan Ukraina setelah Presiden Volodymyr Zelensky memohon bantuan global setelah invasi militer Rusia, dengan banyak dari tentara bayaran ini datang dari Israel.

Tentara AS telah lama dituduh menawarkan dukungan kepada pejuang ISIS di Irak dan Suriah.

Pada tahun 2015, setelah dimulainya konflik antara Ukraina dan republik separatis Donbass, New York Times melaporkan bahwa pejuang ISIS secara terbuka memihak Ukraina untuk berperang melawan separatis yang didukung Rusia.

Baca juga :