[PORTAL-ISLAM.ID] Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengajak kepada seluruh umat Islam untuk bersatu melawan kezaliman dan menegakkan keadilan. Menurut Ridho, usaha melawan kezaliman dan menegakkan keadilan hanya bisa dilakukan secara berjamaah atau bersatunya semua unsur dalam umat Islam.
“Kepada seluruh umat Islam di Indonesia khususnya dan umat Islam di seluruh dunia agar bersatu dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, yang dalam bahasa Partai Ummat, melawan kezaliman dan menegakkan keadilan,” demikan Ridho Rahmadi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa, 11 Mei 2021.
Menurutnya, tugas mulia ini akan menjadi sangat berat bila dilakukan secara individu atau kelompok-kelompok kecil yang terpecah-pecah. “Kemungkinan untuk berhasil kecil sekali bila kita berjuang sendiri-sendiri secara terpisah. Itu sebabnya Partai Ummat di hari yang baik ini dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri, kami mengajak kita semua untuk merapatkan barisan,” kata Ridho.
Namun persatuan ini, kata Ridho, tidak hanya terbatas dalam bingkai agama. Tetapi juga, kata dia, berlaku dalam scope dan bingkai nasional, yaitu bersatunya semua unsur anak bangsa dari berbagai latar belakang agama, suku, dan bahasa dalam melawan kekuatan asing yang merugikan bangsa.
“Sila ketiga Pancasila yaitu ‘Persatuan Indonesia’ sudah sangat jelas menjadi panduan kita semua dalam membela dan memperjuangkan kepentingan nasional. Kepentingan dalam negeri nomor satu, kepentingan asing tidak boleh jadi prioritas,” tegas Ridho.
Ridho menambahkan para pendiri bangsa telah mencontohkan kepada generasi sekarang bahwa kepentingan nasional adalah segala-galanya ketika mereka dengan semangat juang yang tingggi bersatu melawan penjajah Belanda. “Belajar dari mereka inilah kita tahu bahwa penjajah atau anasir asing yang merugikan bangsa dan negara tidak boleh kita ajak dalam membangun bangsa. Mana mungkin mereka memikirkan kepentingan kita, karena mereka hanya mengejar kepentingan mereka sendiri,” katanya.
Lanjut Ridho, generasi muda harus diajak mempelajari sejarah ini dan mengingatnya sebagai teladan dan pegangan moral. Tanpanya, kata Ridho, generasi muda bisa kehilangan jejak nasionalisme yang seharusnya menjadi tuntunan.
Mengutuk Israel
Menyangkut kekerasan yang terjadi di Palestina sekarang ini, pada saat yang sama Partai Ummat mengutuk kebiadaban Israel yang telah melakukan penembakan di Masjid al-Aqsha dan menelan korban jiwa. Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mendesak dunia internasional agar segera menyatukan sikap dan menghentikan kekerasan Israel terhadap bangsa Palestina yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan dan tempat ketiga paling suci umat Islam yaitu Masjid al-Aqsha.
Kekerasan ini, kata Ridho, tidak harus secara khusus menjadi perhatian umat Islam, karena apa yang dilakukan Israel adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. “Apa pun agama, bangsa dan negara kita, kekerasaan ini begitu nyata telah mencederai kemanusiaan kita. Apa yang dilakukan Israel jelas merupakan kezaliman yang harus dihentikan. Ini pelanggaran HAM berat,” kata Ridho.
Partai Ummat tidak bisa berdiam diri saja melihat kezaliman meskipun itu terjadi di luar negeri, kata Ridho, karena kemanusiaan dan keadilan adalah konsep universal yang dimiliki oleh semua bangsa di dunia. “Kemanusiaan dan keadilan tak punya batas negara. Kita semua wajib saling membantu. Dalam Islam disebutkan bahwa membunuh satu orang manusia sama dengan membunuh seluruh manusia. Kita tersambung oleh alasan kemanusiaan ini,” katanya.
Ikut Berduka
Pada saat yang sama Partai Ummat juga ikut berduka atas meninggalnya Ustad Tengku Zulkarnain setelah terkena Covid-19 pada Senin, 10 Mei. Ustad Tengku dikenal sebagai tokoh yang selama hidupnya rajin berdakwah ke berbagai tempat di tanah air.
“Kita semua merasa kehilangan. Kecintaan Ustad Tengku kepada Indonesia tidak diragukan lagi. Insya Allah khusnul khatimah, dan semoga Allah menerima amal ibadah beliau dan memberi pengampunan atas segala kesalahannya,” kata Ridho.
Sehari sebelumnya, yaitu Ahad, 9 Mei, jurnalis Tempo Toriq Hadad juga diberitakan berpulang ke rahmatullah. Toriq dikenal sebagai jurnalis yang idealis dan gigih dalam memperjuangkan kebebasan pers. “Partai Ummat juga ikut berduka atas meninggalnya Mas Toriq. Kita kehilangan salah satu putra terbaik bangsa yang menghabiskan hidupnya untuk berkhidmat dalam dunia pers. Semoga Allah menerima amal ibadah dan mengampuni beliau.”
Salah satu pengurus Partai Ummat, Buni Yani, yang sempat bekerja dengan almarhum Toriq Hadad dalam mengelola Tempo Interaktif setelah majalah Tempo dibredel tahun 1994 mengatakan Toriq tidak cuma disiplin tapi juga mempunyai standar yang tinggi. “Mas Toriq tidak cuma perfeksionis tapi juga baik hati. Meskipun terkesan kaku, sesungguhnya dia baik hati. Kita berduka. Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisiNya,” kata Buni. [Hidcom]
Rapat @DPP_PartaiUmmat hari ini dengan Pengurus DPW Partai Ummat Kaltim. Via Zoom. pic.twitter.com/8y7dCY5UE4
— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@TofaTofa_id) May 11, 2021