Menkeu Terbaik Pun Lesu, Ekonomi Indonesia Mengalami Penurunan


[PORTAL-ISLAM.ID]  Ekonomi Indonesia saat ini tengah menunjukkan tanda-tanda penurunan. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tanda-tanda penurunannya pun terlihat dari pemasukan negara yang mulai seret.

"Jadi kami sudah melihat tanda-tanda perekonomian mengalami penurunan dengan penerimaan pajak yang mengalami pelemahan dari sisi pertumbuhannya," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Berikut tanda-tanda penurunan ekonomi:

(1) Pertumbuhan Ekonomi Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 sebesar 5,07% secara year on year (YoY) atau tercatat lebih rendah 0,52% dibanding kuartal IV-2018.

(2) Penerimaan Negara Lesu

Berdasarkan data APBN KiTa, realisasi pendapatan negara per April 2019 tercatat Rp 530,7 triliun, hanya tumbuh 0,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 528,1 triliun.

Padahal, jika dibandingkan dengan pendapatan negara pada April 2018, realisasinya tumbuh hingga 13,3 persen. Bahkan di April 2017, pendapatan negara mampu tumbuh hingga 20,5 persen.

(3) Cadangan Devisa Turun 

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2019 sebesar US$ 124,3 miliar. Jumlah ini turun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2019 sebesar US$ 124,5 miliar.

(4) Defisit Neraca Perdagangan Terparah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada April 2019 mengalami defisit USD2,5 miliar. Defisit ini menjadi yang terbesar selama BPS merilis data neraca perdagangan.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, laju ekspor Indonesia mencapai USD12,60 miliar atau turun 10,8% dibandingkan Maret 2019. Sedangkan impor sebesar USD15,10 miliar atau naik 12,25% dibanding Maret 2019. Impor Naik. Ekspor Turun.

(5) Kurs Rupiah Turun

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap betah di level Rp 14.400 - Rp 14.500

(6) Utang Naik



Utang luar negeri (ULN) Indonesia kuartal I 2019 tercatat US$ 387,6 miliar atau sebesar Rp 5.542,6 triliun (kurs Rp 14.300). Angka ini tumbuh 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga :