Ya, saat ini memang orang-orang di atas sana sudah tidak punya malu

*Catatan Dimas Budi Prasetyo:

Baru kemarin saya baca postingan teman yang S-3 di Eropa, bahwa ada teman sekelasnya, usia 54 tahun, baru ambil S-3 karena atau dengan dua alasan. Pertama, ingin menjadi contoh anak-anaknya. Kedua, untuk memperkuat posisinya di kantor agar pantas dihormati anak buahnya, karena dia berada di posisi top management.

Dan dia beneran ngambil S-3 di bidang yang sesuai. Bukan untuk gagah-gagahan dapat gelar, tetapi memang untuk upgrade ilmu agar pantas memimpin di perusahaannya.
Pak Direktur di kantor saya pun, yang sudah sepuh, lulusan S-2. Meskipun banyak anak buahnya yang lulusan S-3, tapi dia lulus S-2 di tahun akhir 80-an! Lulus S-2 di tahun segitu jelas luar biasa, apalagi dia berpengalaman panjang di top management selama puluhan tahun.

Jadi, anak buahnya yang lulusan S-3 pun ya tetap hormat sama dia.

Tetapi pagi ini membaca berita ini.

Usia 35 tahun harta 25 miliar, S1 dari kampus swasta akreditasi B, jurusan HI, tapi sudah jadi Komut di perusahaan yang bidangnya jauh dari basic keilmuan. Bawahannya, orang-orang di Telkom mayoritas lulusan PTN akreditasi A, bahkan S-2 dan S-3.

Memang, dia merintis dari bawah. Tapi tidak merintis lewat jalur pendidikan, tidak melalui jalur profesional yang pantas. Tetapi, lewat kedekatan dengan kekuasaan.

DULU... hal seperti ini setahu saya dilakukan secara malu-malu. Sekalipun dekat dengan kekuasaan, orang-orang yang “dipakai” setidaknya masih punya kemampuan yang relevan atau setidaknya nyambung dengan keilmuan yang sesuai.

TETAPI KINI.... hal seperti ini terang benderang dilakukan. Tidak peduli kalian pintar atau tidak, tidak peduli kompeten atau tidak. Selama dekat dengan penguasa, apapun bisa diraih.

Itulah kenapa kutipan film Dirty Vote beberapa waktu lalu memang tampaknya relevan sekali. Yang diucapkan oleh Bivitri Susanti:

“Untuk menyusun dan menjalankan skenario kotor seperti ini, tak perlu kepintaran atau kecerdasan. Yang diperlukan cuma dua: mental culas dan tahan malu.”

Ya, saat ini memang orang-orang di atas sana sudah tidak punya malu. 

(*fb)
Baca juga :