JOKOWI KALAH TELAK MELAWAN PURNAWIRAWAN TNI

Catatan Hendrajit (Pengamat Politik):

Pandangan kawan saya Jokokoentono bahwa Jokowi sosok yang nggak gampang nyerah, saya setuju sepenuhnya. Cuma dalam pertarungan dua babak kemarin dia kalah telak dalam permainan domino yang dikiranya permainan catur. 

Dia kepancing untuk mengira bahwa poin 8 tuntutan para Purnawirawan agar Prabowo mencopot Gibran merupakan tujuan strategis. Padahal itu cuma kembangan cerita sekaligus mengundang efek dramatik publik. 

Poin strategis gerakan para Purnawirawan justru poin 1 yaitu mendesak Presiden untuk kembali ke UUD 1945 asli dan reshuffle para menteri yang terlibat kejahatan korupsi. 

Nah di sinilah Jokowi masuk perangkap fantasinya sendiri. Lantaran Jokowi memandang desakan pencopotan Gibran merupakan agenda utama tuntutan 8 poin, Jokowi dengan tak ayal melakukan kontra manuver memerintahkan Panglima TNI mencopot Letjen Kunto Arif dari jabatannya sebagai Panglima Komando Gabungan TNI. Di sini Letjen Kunto jadi korban guilt by association. Lantaran Kunto Arif adalah putra Pak Try Sutrisno yang ikut menandatangani 8 poin tuntutan para purnawirawan. 

Mungkin dalam fantasinya, gerakan mendesak pencopotan Gibran merupakan "prakondisi" terciptanya makar di pemerintahan yang bermuara pada pencopotan Gibran. Sehingga ia merasa sah-sah saja melakukan "kontra operasi". Di tahap inilah ia kalah karena salah membaca situasi. Dan menangkap gambaran situasi yang salah. 

Yang dikiranya langkah strategis lawan padahal itu cuma langkah taktis belaka. Atau jangan jangan, cuma langkah provokatif memancing Jokowi membuat blunder. 

Dengan mengutamakan poin 1 mendesak presiden kembali ke UUD 1945 asli dan reshuffle menteri-menteri bermasalah, yang mau dibangun dari situasi ini adalah efek domino. Bukannya menumbangkan bidak bidak dalam permainan catur. 

Pelajaran berharga dari kejadian ini, dalam melancarkan operasi harus berpedoman pada PSTT. Politik, Strategi, Taktik dan Teknis Operasional. 

Jokowi lihai dalam taktik dan teknis, namun mengabaikan pentingnya mengenali misi politik dan strategi penggalangan kekuatan dan konfugurasi sebagai basis penyusunan operasi. Lantaran dirinya mengabaikan aspek politik dan straregi dalam persiapan operasi, otomatis ia salah membaca maksud dan tujuan manuver para Purnawirawan TNI.

Mengabaikan misi politik dan sasaran strategis operasi, sama saja tidak mengenali diri sendiri. Apalagi yang ia pandang sebagai lawan atau musuh.

04-05-2025

(Sumber: fb penulis)

Baca juga :