Pasukan Thalut dan Mujahidin Gaza

Maka tatkala Panglima Thalut keluar membawa bala tentaranya, ia berkata, "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku". Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama ia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata, "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jālūt dan tentaranya". Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".

(QS. Al-Baqarah : 249)

Dalam tafsir Al-Baghawi menyebutkan bahwa pasukan dibawah komando Thalut berjumlah 70.000-80.000 personel. Demikian banyak yang ikut bergabung dengan kafilah jihad Thalut, mereka yakin akan mendapatkan kemenangan karena Thalut memiliki tabut suci. Namun jumlah pasukan Thalut menyusut drastis dan hanya menyisakan 313 personel saja setelah banyak yang gagal lulus ujian meminum air sungai.

Mereka yang mengambil air lebih dari perintah Thalut hatinya menjadi lemah dan gentar. Oleh karena itu mereka berkata:

لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ

"Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Sedangkan sisa kecil pasukan yang taat dengan instruksi sang panglima Thalut mereka terus mampu melanjutkan pertempuran hingga Allah memberikan kemenangan di mana mereka berkata:

کَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً کَثِيْرَةً بِۢاِذْنِ اللّٰهِ  وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

"Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

Aku merenungi kisah ini dan menghubungkannya dengan kejadian hari ini di  beberpa bumi jihad seperti Afghanistan, Suriah dan Palestina. Mujahidin yang menghadapi para raksasa dunia yang memiliki suplai senjata dan tentara berkali-kali lipat. Yang dalam hitungan kasat mata Mujahidin pasti akan kalah. 

Namun hal itu tidak menyurutkan semangat jihad Mujahidin untuk terus menggempur musuh meskipun jasad syuhada terus bergelimpangan. Hingga akhirnya dengan izin Allah Afghanistan dan Suriah mendapatkan kemenangan, InsyaAllah Palestina akan segera menyusul.

Yang menarik, cermati kalimat dari pasukan Thalut yang membelot:

لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ

"Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Ternyata ucapan ini sangat mirip dengan para penggembos jihad hari ini saat jihad berkobar: kita gak mampu, kita gak bisa, musuh terlalu kuat, kita lemah.....dan yang semisal.

Bedanya, kalau pasukan Thalut yang membelot sudah registrasi menjadi mujahid dan bahkan sudah setengah jalan ke medan laga. Sedangkan para penggembos hari ini, jangankan niat jihad, mereka lebih sibuk menikam kehormatan jihad dan mujahidin sedangkan kakinya lagi ongkang-ongkang di warung kopi, di rumahnya yang nyaman, di tempat hiburan, bahkan di tempat kajian. 

Qatalahumullah!

(Ihsanul Faruqi)
Baca juga :