⭕️ Pernyataan Pers
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan simpati yang tulus kepada Gereja Katolik sedunia dan kepada semua umat Kristen atas meninggalnya Paus Fransiskus, Paus Vatikan, yang meninggal setelah mengabdikan hidupnya untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan agama.
Paus Fransiskus dikenal luas karena advokasinya yang teguh terhadap dialog antaragama, seruannya untuk pemahaman dan perdamaian global, dan pendiriannya yang tegas terhadap kebencian dan rasisme. Ia secara konsisten menentang agresi dan peperangan, dan merupakan tokoh agama terkemuka dalam mengecam kejahatan perang dan tindakan genosida, termasuk yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Dengan sangat memuji sikap etis dan kemanusiaan mendiang Fransiskus, kami, dalam Gerakan Hamas, menegaskan kembali pentingnya upaya dan kerja sama yang berkelanjutan di antara para pengikut agama-agama ilahi dan semua orang bebas untuk menghadapi ketidakadilan dan kolonialisme, dan untuk menegakkan prinsip-prinsip keadilan, kebebasan, dan hak-hak orang-orang yang tertindas di seluruh dunia.
Gerakan Perlawanan Islam - Hamas
21 April 2025
*sumber: Telegram
____________
Breaking News: Paus Fransiskus Meninggal Dunia dalam Usia 88 Tahun
Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pagi pukul 07.35 waktu Roma dalam usia 88 tahun.
Hal ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Kamerlengo Vatikan, pemegang wewenang administratif Vatikan saat Takhta Suci kosong.
"Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya diabdikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ungkap Farrell dalam pengumuman resmi yang disiarkan dari Kota Vatikan.
Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, merupakan Paus pertama dari benua Amerika Selatan dan juga Paus pertama dari ordo Serikat Yesus (Jesuit). Ia dipilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri - suatu peristiwa langka dalam sejarah Gereja Katolik modern.
Dalam pernyataannya, Kardinal Farrell menyoroti warisan spiritual dan kemanusiaan yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus.
"Ia mengajarkan kita untuk hidup dalam nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, terutama bagi mereka yang termiskin dan paling terpinggirkan," tutur Farrell.
Paus Fransiskus acap kali menggemakan pesan tentang kasih tanpa syarat, pengampunan, dan solidaritas lintas batas, baik dalam homili, dokumen resmi, maupun kunjungan pastoral ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke daerah konflik, kamp pengungsi, hingga ke wilayah mayoritas non-Katolik.
"Dengan rasa syukur yang mendalam atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kita menyerahkan jiwa Paus Fransiskus ke dalam kasih ilahi yang tak terbatas dan penuh belas kasih dari Allah Tritunggal," lanjut Farrell dalam pengumumannya.
Kabar duka ini langsung disambut dengan lonceng kematian berdentang dari Basilika Santo Petrus dan sejumlah umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus tampak menundukkan kepala dalam doa. Bendera Vatikan pun dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung.