REZIM OPLOSAN
Lebih tepatnya jika disebut Rezim Oplosan. Kata-kata ini kami simpan-simpan sejak kemarin untuk menuliskan setelah mendapati informasi bahwa 7 orang petinggi Pertamina dan Mafia Minyak diketahui melakukan pengoplosan BBM Ron 90 dijual dengan harga Ron 92. Tindakan mereka itu merugikan negara sejumlah 193 triliun rupiah. Dan belum dihitung berapa kerugian masyarakat luas dari Sabang sampai Merauke yang mereka tipu dengan BBM hasil oplosan itu.
Kerugian masyarakat bukan saja dari segi materil seperti kendaraan yang cepat rusak, kotor karburator mesinnya, ngadat pompa minyak mesinnya, rusak saringan udaranya, rusak injektor dan berbagai komponen utama mesin yang terhubung langsung dengan BBM oplosan itu. Kerugian masyarakat lebih kepada kerugian moril yang nilainya jelas tidak bisa dinominalkan dengan uang. Jika dimitigasi dan dihitung sejak 10 tahun Jokowi menguasai PT Republik Indonesia, kami yakin ganti ruginya akan membuat Pertamina segera bangkrut besok pagi.
Secara hukum, rakyat tidak bisa menuntut kemana-mana, tidak bisa meminta ganti rugi kemana-mana. Satu-satunya cara membalas pencurangan, penipuan atas jual beli yang sudah dibayarkan rakyat secara kontan (cash) itu hanyalah dengan menarik kepercayaan secara besar-besaran.
Biarkan saja tukang kuas dan tukang jilat program-program Rezim Oplosan itu merarau dan meracau kian kemari menuliskan jika rencana abal-abal Rezim Oplosan punya program baik begini bagana dan begono. Tidak perlu dipercayai.
Kalau mereka kasih subsidi, ambil sebanyak-banyaknya, kalau mereka kasih bansos ambil sebanyak-banyaknya, kalau mereka buat program gratis ini gratis itu, diskon ini diskon itu, ambil saja tanpa perlu merasa bahwa anda dikurniai oleh pemerintahan. Sebab itu memang sudah hak anda dimana kewajibannya sudah anda bayarkan lebih dulu lewat operasi rampok bernama pajak terselubung lewat kenaikan harga kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.
Yang berterimakasih kepada pemerintahan Rezim Oplosan cuma orang tolol yang nalarnya memang sudah tidak bisa diperbaiki. Ibarat kata jaringan listrik, ada kabel halusnya yang putus dan korslet. Biarkan saja mereka menikmati kebodohannya.
Fir'aun yang begitu kejam saja masih ada pendukungnya, apalagi cuma para biawak Rezim Oplosan.
Berkaca dari sejarah Fir'aun, anak angkatnya Nabi Musa AS, yang sudah dibesarkannya selama puluhan tahun, tidak pernah meneriakkan hidup Fir'aun, hidup Ramses, Fir'aun adalah mentor saya dan guru politik serta panutan saya. Tetapi Musa menyampaikan sembahlah Allah. Yang pada akhirnya membuat Fir'aun sangat berniat membunuhnya.
Tapi masa iya, mau menyamakan Nabi Musa dengan biawak pimpinan Rezim Fufufafa? Yang benar saja! Haha
Kami sebut Rezim Oplosan, karena hanya copy paste dari 2 periode pemerintahan sebelumnya. Yang sekarang masuk pada metamorfosis yang lebih parah, bakal memiliki antibodi yang jauh lebih kebal dari yang sebelum-sebelumnya. Dan bakal bertindak lebih kejam dari yang sebelumnya. Tetapi cara yang disuguhkan adalah dengan polesan kesantunan.
Orang-orang kejam yang tampil dengan santun sangat berbahaya. Mereka memiliki gangguan kejiwaan kombinasi antara psikopat dengan BPD - borderline personality disorder. Yang dalam satu waktu bisa tampil menawan, dan pada saat bersamaan menunjukkan kekejaman. Dalam istilah psikologi dikenal dengan NPD, N- nya bukan narsistik, tetapi "Ndasmu Personaliy Disorder".
Ndasmu Personaliy Disorder adalah gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh ketinggian omongan tetapi ketika kekuasaan telah berada ditangannya, pucuknya keriting layu sebelum berkembang. Sehingga menyebabkan buah ucapan yang dihasilkan hanyalah omon-omon belaka.
Menghadapi Rezim Oplosan yang dalam kondisi kelainan mental ini, tentunya masyarakat harus lebih awas dan waspada. Sebab di 2 periode pemerintahan sebelumnya mereka sudah punya pengalaman yang kompleks dalam menghadapi kecerdasan masyarakat dalam menilai kinerjanya.
Mulutnya dengan mudah saja menyemburkan tuduhan jika masyarakat yang tidak mendukung program pemerintah dengan kata tidak nasionalis, tidak ini tidak itu, sambil terus mengeruk keuntungan dari berbagai sumber yang dibiayai oleh APBN untuk kepentingan pribadinya.
Sambil berkata itu, dalam hati dan fikirannya, kau rakyat, mati saja lah kau!
Haaaahaaaaa
Salam Fufufafa
(Budi Akbar)