Wamena rusuh lagi, 12 tewas

[PORTAL-ISLAM.ID]  Wamena rusuh lagi, 12 tewas.

Kabarnya ada 2 orang jualan pakai mobil keliling dikira mau menculik anak, karena keresahan isu penculikan.

Mereka pun mendapat perlindungan dari polisi. Massa ingin mereka diserahkan, polisi menolak. Pecahlah kerusuhan.

Kondisi keamanan di Papua 4 tahun belakangan jauh lebih buruk daripada di awal 2000-an. Ratusan prajurit TNI-Polri pun terbunuh di sana. Jumlah warga sipil yang menjadi korban pun sangat besar.

Baru-baru ini juga ada pilot asing yang diculik oleh KKB.

***

Korban Tewas Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 12 Orang

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan korban tewas akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan bertambah menjadi 12 orang. 10 orang sebelumnya telah dimakamkan dan 2 lainnya diterbangkan ke Sumatera Utara.

"Jadi total korban jiwa ada 12 orang atas peristiwa kerusuhan yang terjadi di Sinakma, Kota Wamena," ujar Benny kepada wartawan, Sabtu (25/2/2023).

Benny menjelaskan dari 12 korban jiwa, 2 orang di antaranya sudah diterbangkan ke Jayapura untuk selanjutnya diterbangkan ke Medan, Sumatera Utara. Sementara 10 korban jiwa lainnya telah dimakamkan di TPU Sinakma, Kota Wamena.

"Untuk 2 orang korban dari Sumatera Utara sudah diterbangkan. Lalu 10 orang asli warga Sinakma tadi dimakamkan secara bersamaan di TPU Sinakma," tuturnya.

Benny menerangkan, dari laporan jajaran Polres Jayawijaya kini situasi di daerah tersebut sudah aman dan terkendali. Bahkan masyarakat telah melakukan aktivitasnya masing-masing seperti biasa.

"Sampai menjelang malam ini dilaporkan kepada kami, situasi di sana sudah aman dan terkendali, sebagian masyarakat sudah melakukan aktivitasnya masing-masing seperti biasa," katanya.

"Dan kita menjamin situasi keamanan dengan didukung dari pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan di sana. Dan mengembalikan situasi di wilayah Kota Wamena pulih kembali," tegasnya.

Ia menambahkan masyarakat yang sebelumnya melakukan pengungsian juga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Akan tetapi masih ada beberapa orang yang masih memilih menetap sementara di Polres dan di Kodim.

"Yang tinggal mengungsi di Polres dan di Kodim tinggal beberapa saja. Sudah pada kembali ke rumah mereka masing-masing," ujarnya.

Menyangkut pengungkapan dalang dari kerusuhan ini, lanjur Benny, saat ini Polres Jayawijaya sedang mendalami 13 orang yang sedang dalam pemeriksaan. 4 orang terindikasi menjadi penyebab terjadinya kerusuhan.

"Jadi ada 4 orang terindikasi mengarah kepada dalang terjadinya kerusuhan. Sedangkan 9 orang sedang menjalani pemeriksaan. Semua masih didalami," pungkasnya.

Penyebab Kerusuhan di Wamena

Kerusuhan terjadi di Wamena, Papua pada Kamis, 23 Februari 2023. Peristiwa tersebut dilaporkan menewaskan 12 orang dan membuat sejumlah personel TNI dan polisi luka-luka.

Lantas, apa penyebab kerusuhan di Wamena? Bagaimana kabar terkini dari insiden itu? Berikut informasinya.

Kabid Humas Polda Papua Ignatius Benny Ady Prabowo menceritakan awal mula kerusuhan tersebut. Kejadian itu bermula dari adanya mobil penjual kelontong yang disetop oleh dua warga di Sinakma, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (23/2/2023) sekitar pukul 12.30 WIT. Mobil dihentikan lantaran dicurigai melakukan penculikan anak.

"Lalu informasi itu diterima kepolisian. Kapolres Wamena langsung menuju ke tempat kejadian perkara untuk bernegosiasi dengan massa dan kemudian meminta permasalahan ini diselesaikan di Polres," kata Benny, seperti dilansir detikcom, Kamis (23/2/2023).

Pada saat negosiasi terjadi di Polres Wamena, ada sekelompok massa yang berteriak dan kemudian menyerang anggota. Hal ini lantas memicu adanya perlawanan massa dengan aparat kepolisian.

"Hal itu kemudian direspons dengan meminta penebalan pasukan dari BKO Brimob dan Kodim. Dari sana kemudian chaos tak bisa dihindarkan lagi," ujar Benny.

Selain menyerang petugas, massa juga melakukan pembakaran terhadap kios-kios milik warga di Sinakma. Masyarakat di sekitar lokasi kejadian pun ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri dari amukan massa.

"Orang yang dituduhkan menculik anak saat ini sudah diamankan di Polres. Saat itu massa juga tidak terima dan meminta untuk melepaskannya agar dihakimi. Tentu hal ini tak dibenarkan," imbuhnya.

Isu Penculikan Anak Dipastikan Hoax

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi memastikan bahwa isu penculikan anak itu tidak benar. Tuduhan penculik anak terhadap pengemudi mobil kelontong tersebut tidak benar adanya alias hoax.

"Kita ketahui kejadian kemarin di Wamena bermula dari pada informasi hoax yang menyampaikan ada penculikan terhadap anak di bawah umur, anak SD yang memang direspons anggota Polres Jayawijaya untuk segera menanganinya," kata Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri kepada wartawan di Timika, Jumat (24/2/2023).

Fakhiri menyayangkan sikap massa yang tidak mengindahkan permintaan Kapolres Jayawijaya pada saat dilakukan dialog. Dialog justru diwarnai provokasi.

"Harusnya upaya yang dilakukan oleh Kapolres mau diikuti oleh masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan isu yang berkembang di kantor Polres tetapi masyarakat tetap bersikeras untuk tetap melakukan mediasi di lokasi kejadian. Sehingga saat ada yang memprovokasi yang mengakibatkan terjadilah kejadian yang seperti ini," jelasnya.

Kapolda Papua Minta Maaf

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri turut berbelasungkawa sekaligus memohon maaf atas kericuhan maut itu.

"Selaku Kapolda Papua menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf atas jatuhnya korban yang cukup banyak di Kota Wamena akibat kericuhan yang berdampak pada kerusuhan," kata Fakhiri kepada wartawan di Timika, Jumat (24/2/2023).

Kini, keadaan di lokasi kerusuhan sudah kondusif. Meskipun demikian, pengamanan ketat tetap dilakukan.

"Alhamdulillah sudah mulai kembali pulih," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

(*)
Baca juga :