SELESAI DI SANDI
Sandi resmi bergabung di kabinet Jokowi. Ia menerima tawaran untuk mengisi pergantian menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif. Kejutan akhir tahun yang benar-benar membuat luka mendalam bagi para pejuang lama yang mati-matian mendukungnya di era pilpres lalu.
Kalau menteri yang lain terserah saja, toh masing-masing pengganti ada kriteria keharusan dan tidak terkait soal rivalitas pilpres. Tapi tidak dengan Sandi. Kira-kira begitu terjemahan harapan kemarin.
Seperti orang semua tahu bagaimana dulu para pendukungnya amat sangat total untuk memenangkan pasangan 02. Semua hal dikorbankan. waktu, pikiran, uang tenaga, air mata bahkan mungkin darah bagi sebagian. Tak kurang juga perselisihan di internal keluarga bahkan mungkin ada yang sampai berpisah dan memunggungi pasangan demi kemenangan suara perubahan. Luar biasa totalitas dukungan umat demi perubahan bangsa ini.
Tetapi oh ternyata..
Tak perlu menunggu bertahun-tahun. Cukup setahunan kalender menjawab kekuatan ikrar itu. Waktu juga yang menyodorkan bukti. Inkonsistensi yang sangat menyakitkan buat jutaan pendukung yang rela kehilangan banyak hal di waktu lalu. Jika diungkit, setiap mereka punya satu kisah yang didasari satu hal, harapan!
Sandi adalah satu-satunya profil yang tersisa meski di darahnya telah mengalir tetes butiran partai yang akhirnya bergabung juga. Tetapi secara personal, masih sangat banyak mantan pejuangnya yang menganggap adanya sekat politis antara dirinya dengan pemerintah. Tapi lain padang lain pula ilalangnya, lain hati lain pula bisikannya, di ujung cerita ia malah menerima pinangan untuk menjadi menteri di kabinet jokowi.
Jika dulu PS dianggap selesai setelah juga menerima pinangan menteri, orang masih menyisakan harapan di mantan DKI-2 ini. Toh kalaupun PS bergabung bisa jadi lebih dilihat sebagai deal-deal politik dan kebijakan masa depan partai. Tapi tidak dengan Sandi. Dia menjadi benteng terakhir simbol personal yang masih bisa diharapkan memberi warna yang berbeda dari kawan capres pendahulunya.
Kini, semua sudah selesai.
Waktu tak bisa diulang. Pilihan sudah diambil. Pastinya militansi yang kecewa sudah di ubun-ubun. Teramat sakit jika situasi hari ini harus dibayar oleh totalitas di waktu lalu. Teramat pilu mendengar jerit kesal dan kecam teman-teman yang menumpahkannya di sosisl media.
Foto-foto mengangkat sekarung uang kembali menyeruak ruang-ruang baca narasi politik. Memori jepretan ponsel lautan emak-emak di mada pilpres seketika memenuhi dinding-dinding sosmed. Kenangan cerianya mereka berkumpul di depan gedung MK dan sederet kisah romatika politik akar rumput tetiba menggantung di langit-langit pikiran yang menyesakkan hati..
Aah…
Orang-orang baik memang sering disakiti
Orang-orang tulus memang sering kecewa
Inilah pelajaran moral dalam berpolitik, bukan tentang logika. Karena logika umumnya sangatlah sederhana, dimana ada gula disitu ada semut. Tapi etika, moral dan integritas seringnya tak bicara begitu.
Janji-janji dan kata-kata manis adalah jembatan kepercayaan yang harus dijaga. Konsistensi adalah emas terbaik di benak manusia. Maka pepatah yang paling tepat untuk soal ini, "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya."
Selamat bekerja bung Sandi
Selamat mengabdi pada mantan lawan.
Salam Waras,
(By Yanto Hendrawan)