Gatot Nurmantyo: Peristiwa Tahun '65 Akan Berulang Jika RUU HIP Jadi UU


[PORTAL-ISLAM.ID]  Gatot Nurmantyo menjelaskan alasannya bergabung ke Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Sembari menyinggung RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP), eks Panglima TNI itu menyatakan tak ingin ideologi Pancasila diubah.

Dalam channel YouTube Hersubeno Point seperti dikutip Rabu (23/9/2020), Gatot Nurmantyo berbicara soal Pasal 29 UUD 1945 yang menyatakan dasar negara Indonesia Berketuhanan Yang Maha Esa. Gatot menyebut RUU HIP ingin menggantinya.

"Tetapi dalam RUU HIP diganti keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Yang dikatakan dasar adalah bahwa sila pertama itu yang mendasari sila kedua, tiga, empat dan lima, itu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemudian diganti oleh keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah manifesto yang disampaikan oleh DN Aidit pada tahun 1963," ucap Gatot.

"Jadi kalau Pancasila ini akan diubah sedangkan dalam pembukaan UUD 1945 mengatakan bahwa dasar negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa dan seterusnya, Pancasila ini. Jadi kalau Pancasila diganti berarti akan mengubah negara ini. Siapa lagi kalau bukan itu adalah PKI," sebut Gatot.

Gatot menyebut peristiwa akhir-akhir ini menurutnya memperjelas semua dugaannya. Gatot pun menyoroti RUU HIP yang disebutnya hanya ditunda, tidak dihapus di DPR.

"Yang lain-lainnya, kejadian-kejadian yang lain-lainnya itu akan memperjelas semuanya. Bahkan sekarang pun tidak dihapus, tapi ditunda saja. Mereka bersikeras seperti itu," sebut Gatot.

Merujuk kepada peristiwa-peristiwa yang disebutnya tadi, Gatot mengaku tergerak bergabung ke KAMI. Gatot menyebut dia punya tugas menjaga keutuhan NKRI.

"Dasar inilah sebenarnya yang melandasi sekaligus saya untuk bergabung bersama-sama rekan-rekan seperjuangan saya karena saya secara pribadi tahun 1982 pernah bersumpah di atas Al-Qur'an yang intinya isinya, 'Demi Allah saya bersumpah akan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945'. Berarti sampai pensiun pun saya masih punya tanggung jawab terhadap sumpah ini," ucap Gatot.

"Sampai kapan? Sampai sumpah itu berganti. Sampai saya masuk liang kubur sumpah itu berganti, bukan sumpah tetapi ditanyakan, 'Apa yang kamu lakukan terhadap sumpah ini'. Berdasarkan itulah saya bergabung dan bangkit bersama-sama KAMI untuk menjaga agar jangan sampai Pancasila diganti," jelas Gatot.

Gatot lalu berbicara soal peristiwa tahun '65 tempo dulu. Gatot menyebut peristiwa itu bisa berulang andai RUU HIP disahkan.

"Dan saya yakin peristiwa kelam tahun '65 akan berulang apabila itu diketok menjadi undang-undang. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana pertumpahan darah yang terjadi. Ini latar belakangnya," sebut Gatot.

Mengutip BBC Indonesia, peristiwa 1965 merupakan satu pembantaian terburuk pada abad ke-20. Beberapa sejarawan memperkirakan bahwa pembunuhan terorganisir pada 1965 telah menewaskan setidaknya setengah juta orang yang diduga simpatisan komunis.

Untuk diketahui, RUU HIP saat ini sudah tidak dilanjutkan pembahasannya. Pemerintah tak menyetujui pembahasan RUU HIP. Selanjutnya, pemerintah menyerahkan RUU BPIP ke DPR menggantikan RUU HIP.

Sumber : detik
Baca juga :