Gara-gara Aibon, Anies Akhirnya Beberkan Kelemahan E-Budgeting Ahok


[PORTAL-ISLAM.ID]  JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan akhirnya membeberkan kelemahan sistem pengadaan elektronik atau e-budgeting yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2015.

Menurut Anies, sistem e-budgeting memiliki kelemahan teknis dimana sistemnya sudah digital tapi masih memakai manual, sistemnya tidak smart, seharusnya kalau sistemnya smart maka secara otomatis bisa melakukan pengecekan dan verifikasi.

"Ini ada problem sistem, yaitu sistem digital tapi tidak smart. Kalau smart system dia bisa melakukan pengecekan, verifikasi, dia bisa menguji. Ini sistemnya digital tapi masih mengandalkan manual,"  ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.

Anies memberi contoh di mana Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI mau tak mau harus mengisi semua komponen penganggaran secara spesifik sekalipun belum ada pembahasan dengan DPRD.

Anies menyampaikan, keterbatasan teknis itu mau tak mau harus membuat SKPD DKI mengisi anggaran secara detil meski tak betul-betul memiliki maksud mengusulkannya di APBD. Anies menengarai, keterbatasan teknis ini merupakan sebab munculnya banyak ajuan anggaran janggal untuk APBD 2020 seperti lem Aibon Rp82 miliar.

"Setiap tahun, staf itu banyak yang  memasukkan, (misalnya) 'yang penting, masuk angka (ajuan anggaran) Rp100 juta dulu. Toh nanti yang penting dibahas'," ujar Anies.

Anies juga mengemukakan, ketiadaan fitur verifikasi secara otomatis memperbesar peluang anggaran yang belum dicek ulang malah benar-benar dianggarkan di APBD. Kesalahan manusia, seperti teledor, atau tidak konsentrasi saat menginput anggaran, bisa berdampak besar kepada ditetapkannya anggaran yang salah di APBD. Padahal kalau sistemnya smart, kesalahan input (human error) pasti akan terkoreksi/tertolak secara otomatis oleh sistem.

"Dokumen yang ada harus dicek manual, apakah (penganggaran) panggung, mic. Terlalu detail di level itu ada beberapa yang mengerjakan dengan teledor. Cara-cara seperti ini berlangsung setiap tahun. Makanya setiap tahun muncul angka aneh-aneh. Kalau sistemnya smart, maka dia seharusnya akan melakukan verifikasi otomatis," ujar Anies.

[Video]
Baca juga :