Prof. Emil Salim Sependapat Dengan Tere Liye Terkait Polemik KPAI-Djarum


[PORTAL-ISLAM.ID]  Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Emil Salim, turut menanggapi polemik KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dengan perusahaan rokok Djarum.

"“Djarum” = brand name perusahaan rokok bernikotin yg merusak kesehatan perokok. Bulu-tangkis = olahraga populer yg bertolak-belakang dgn penggunaan nikotin, khususnya anak muda. Bisakah program bukutangkis ini bernama INDONESIA tanpa embel2an “Djarum”?" ungkap Prof. Emil Salim di akun twitternya, Selasa (10/9/2019).
Seperti ramai diberitakan, Persatuan Bulu Tangkis Djarum secara resmi menghentikan audisi pencarian bakatnya mulai tahun 2020.

Keputusan tersebut diambil usai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.

Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menegaskan, pihaknya enggan melanggar undang-undang yang berlaku. Hal itu yang melatarbelakangi Djarum Foundation menghentikan kegiatan audisi umum beasiswa bulu tangkis untuk tahun depan, yang diumumkan di Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (8/9/2019).

"Tahun ini merupakan tahun perpisahan dari kami. Tahun depan event audisi ditiadakan," ujar Yoppy.

Diketahui, KPAI menilai Djarum telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor (PP) 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. PP 109 isinya mengatur tentang perlindungan khusus bagian anak dan perempuan hamil.

Lembaga itu juga mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Link: https://nasional.kompas.com/read/2019/09/10/06234511/polemik-pb-djarum-vs-kpai-yang-berujung-stop-audisi

***

Apa yang disampaikan Prof. Emil Salim sependapat dengan yang diungkap Tere Liye.

Sebelumnya, penulis terkenal Tere Liye juga turut bersuara terkait polemik KPAI-Djarum.

Dalam tulisannya yang diposting di akun facebooknya, Minggu (8/9/2019), Tere Liye menyebutkan semestinya lembaga/yayasan/foundation tidak menggunakan nama perusahaannya, hal mana juga dilakukan oleh foundation ternama di dunia, sehingga foundation bukan dijadikan sebagai kamuflase jualan/image produk.

Seperti Bill & Melinda Gates Foundation, Stichting INGKA, Wellcome Trust, bahkan Ford Foundation itu diambil dari nama pendirinya Ford.

"Jika ente memang niat mau menggerakkan program kemanusiaan, berpartisipasi memperbaiki dunia, mbok ya tidak usah diembel-embeli dengan jualan produk, apalagi sampai membungkus sesuatu, seolah itu mulia sekali, padahal sebenarnya boleh jadi memanfaatkan saja," kata Tere Liye.

Tere Liye lalu memberi solusi polemik KPAI dan Djarum.

"Ada jalan keluarnya jika Djarum ini benar-benar memang tulus nan suci, misal: 1. Ubah nama yayasan mereka seperti yayasan-yayasan di LN sana, apa susahnya ganti nama jadi pendirinya saja. 2. Hilangkan semua merk, apapun itu terkait dengan Djarum dalam kegiatan mereka. Hapus total simbol, merk, dan segala sesuatu terkait rokok. Ayolah, situ kan katanya memang mau mulia sekali berbagi, maka tidak ada urusannya merk rokok Djarum dengan aktivitas sosialnya. 3. Setelah semua aktivitas promosi rokok ini dihilangkan, baik langsung maupun tidak langsung semua sudah hilang semua, monggo silahkan lagi lanjutkan aktivitas yayasannya," papar Tere Liye.

*Drama (menjurus) lebay Bill & Melinda Gates Foundation adalah yayasan terbesar di dunia hari ini, mereka punya dana...
Dikirim oleh Tere Liye pada Sabtu, 07 September 2019
Baca juga :