[Kasus Ananda Sukarlan] Zeng Wei Jian: STOP HUMILIATED FURY!


[PORTAL-ISLAM.ID]  Ananda Sukarlan, die-hard Ahoker. Hari ini, dia menjadi target cyberbullies. Namanya diplesetin: "Ananda Sukarmove-on".

Dia walk out, mengkritik panitia karena mengundang Anies Baswedan. Perilaku Ananda Sukarlan dinilai tidak etis, kasar, menghina dan ofensif.

Akhirnya, dia dijadikan model "meme" Entah siapa yang bikin. Anonim. Beredar di grup-grup WA. Captionnya "Si UDIK dari Kanisius".

His background, as Ahoker, mentriger aksi fantastis itu. Kalah di Pilkada mengukir stigmata darah pada diri setiap Ahoker.

"Pecundang" is their "mark of shame". Stigma ini bersifat abadi. Tertulis di analect. Diingat selamanya. Modal gede, kalah dua-digit. Duuh, perih amat...!!

Sebagai anggota The Looser Camp, Ananda Sukarlan pasti merasa terhina dan dipermalukan. Rasa ini, menurut Helen B. Lewis dalam buku "Shame and Grief in Neurosis", memproduksi "humiliated fury".

That fury, in turn, mentriger depresi. Ekspresinya: paranoid, sadistic behaviour dan fantasi balas dendam.

Menurut Donald C. Klein (The Humiliation Dynamic), "Humiliated fury menciptakan additional victims". Seringkali korbannya bersifat innocent bystanders. Dalam kasus "Ananda's Gate", korbannya adalah Anies Baswedan.

Menghina dan mempermalukan Anies didesain sebagai fantasi balas dendam. Sakit jiwa. Radang otak. Namun, itulah yang terjadi.

Sampai sekarang, humiliation tetap berfungsi sebagai common form of mob punishment, abuse, dan oppression. Orang kalah hanya bisa lakukan itu. Nothing else.

Klein mendeskripsikan menghina sebagai faktor powerful in human affairs. Bila pola ini diteruskan, Jakarta akan semakin jauh dari apa yang digambarkan Avishai Margalit sebagai "decent society" atau "civilized society".

Dalam teori filsafatnya, Avishai Margalit menyatakan, "a decent society, or a civilized society, whose citizens do not humiliate one another."

So Ahokers, Stop your bitchy fuckin' double-talking-jive yang bilang Anies-Sandi jualan ayat dan mayat. Semua orang tau faktanya ngga begitu. It's just your fantasy. Get a life.

Penulis: Zeng Wei Jian, Aktivis KOMTAK
Baca juga :