by: Novi Srimulyani*
(Pertanian UGM)
Ahad, 8 Januari 2012, kami, tim liqo remaja putri anak-anak kader Piyungan yang tergabung dalam "FORMASI C3" (Forum Muslimah Solihah, Cerdas, Cergas, n Ceria) dengan semangatnya menaklukkan dingin pagi lewat aksi fun bike melintasi jalanan sepanjang hijau persawahan menuju jembatan kali Nggrembyangan yang berada di wilayah sumber kidul, kecamatan Berbah, Sleman (tetangga piyungan, beda kabupaten).
Agenda yang sebelumnya direncanakan untuk mengisi liburan sekolah tersebut sempat tertunda akibat banyaknya agenda dari tiap-tiap personel yang rata-rata masih berstatus pelajar SMP ini. Walau demikian, totalitas kami tidak surut. Setidaknya terbukti wajah kami yang nampak sangat sumringah, kehadiran mereka yang tidak (terlalu) molor, bahkan ada yang telah stand by sejak jam 06.00, setengah jam lebih awal dari yang dijadwalkan, dan tak kalah ketinggalan adalah perbekalan (terutama logistic) yang tidak kurang-kurangnya.
Pemandangan indah sepanjang perjalanan; hamparan tanaman padi yang menghijau luas, perbukitan Bangkel yang seolah menyambut, serta udara pagi yang masih sangat bersih, membuat kami enggan memperpendek waktu perjalanan. Kami seolah ingin berlama-lama menikmati keagungan penciptaanNya yang luar biasa lagi cuma-cuma tersebut. Terlalu sayang jika harus dilewatkan begitu saja.
Sesekali kami menjumpai beberapa petani yang nampak khusyuk dengan tanah dan tanaman garapan mereka. Seolah ingin berbagi kebahagiaan, kamipun menyempatkan untuk menyapa mereka ramah.
Tak terasa perjalanan telah memakan waktu hampir setengah jam. Jalan aspal yang membelok dan menurun menjadi isyarat bahwa tujuan kami hampir sampai. Dengan harus sedikit menuntun sepeda menapaki jalan setapak yang agak becek sambil menyibak rerimbunan pohon bambu, akhirnya sampailah kami pada sebuah jembatan tua yang terbentang gagah seolah bersiap mengantarkan kami menuju seberang untuk kemudian menyusuri bebatuan cadas nan elok yang beberapa bagiannya dilintasi aliran air sungai kecil yang cukup deras.
Agenda yang sebelumnya direncanakan untuk mengisi liburan sekolah tersebut sempat tertunda akibat banyaknya agenda dari tiap-tiap personel yang rata-rata masih berstatus pelajar SMP ini. Walau demikian, totalitas kami tidak surut. Setidaknya terbukti wajah kami yang nampak sangat sumringah, kehadiran mereka yang tidak (terlalu) molor, bahkan ada yang telah stand by sejak jam 06.00, setengah jam lebih awal dari yang dijadwalkan, dan tak kalah ketinggalan adalah perbekalan (terutama logistic) yang tidak kurang-kurangnya.
Pemandangan indah sepanjang perjalanan; hamparan tanaman padi yang menghijau luas, perbukitan Bangkel yang seolah menyambut, serta udara pagi yang masih sangat bersih, membuat kami enggan memperpendek waktu perjalanan. Kami seolah ingin berlama-lama menikmati keagungan penciptaanNya yang luar biasa lagi cuma-cuma tersebut. Terlalu sayang jika harus dilewatkan begitu saja.
Sesekali kami menjumpai beberapa petani yang nampak khusyuk dengan tanah dan tanaman garapan mereka. Seolah ingin berbagi kebahagiaan, kamipun menyempatkan untuk menyapa mereka ramah.
Tak terasa perjalanan telah memakan waktu hampir setengah jam. Jalan aspal yang membelok dan menurun menjadi isyarat bahwa tujuan kami hampir sampai. Dengan harus sedikit menuntun sepeda menapaki jalan setapak yang agak becek sambil menyibak rerimbunan pohon bambu, akhirnya sampailah kami pada sebuah jembatan tua yang terbentang gagah seolah bersiap mengantarkan kami menuju seberang untuk kemudian menyusuri bebatuan cadas nan elok yang beberapa bagiannya dilintasi aliran air sungai kecil yang cukup deras.
Sudah dinyana, pesona alam tersebut membuncahkan keinginan untuk mengabadikannya, di samping ber-‘narsis ria’ tentu saja.
Puas menikmati pesona tersebut, kamipun mengeluarkan segenap perbekalan. Camilan, salak, rambutan, dan menu kebanggaan FORMASI C3 yang tidak pernah ketinggalan: rujak!. Rujak yang special dibuat oleh mbak Novi dengan sambel yang lebih dominan asinnya daripada rasa pedasnya. Toh habis juga. Bahkan tahu bakso yang dibawa Hani pun turut ‘nyemplung’ ke sambel rujak tersebut. Dapat dibayangkan rasanya. “Enak!” komentar mbak Rohma, sang leader, yang mencetuskan ide aneh tersebut.
Belum puas kami bersantap ria, Tim Fieldtrip mahasiswa pertambangan turun ke lokasi. Meski sempat dilanda rasa rikuh, setidaknya kami menjadi tahu bahwa lokasi yang kemarin sempat menjadi jalur aliran lahar dingin merapi itu juga menyimpan khasanah ilmu pengetahuan yang layak digali.
Sebelum meninggalkan lokasi, kado silang yang kami bawa dipertukarkan dengan metode yang cukup unik. Setiap personel harus mencari nomor kado pada kertas-kertas yang telah diletakkan di sepanjang bebatuan. Tidak sedikit di antara kami yang merasa kesulitan karena tak segera menemukan kertas bertuliskan nomor kado. Sebaliknya, kertas yang didapat setelah dibuka: MAAF, ANDA BELUM BERUNTUNG!. Tapi pantang untuk mengeluh! Cari lagi!
Menjelang pukul sepuluh, kami bersiap pulang. Betapa kelegaan menghiasi diri kami. Alloh benar-benar luar biasa menciptakan alam ini dengan sangat mempesona dan detail. Selain itu, kami sangat bersyukur, cuaca hari itu benar-benar sangat bersahabat. Tidak ada hujan yang mengguyur kami sebagaimana hari-hari biasanya, tidak pula muncul matahari yang biasanya terik menyengat.
Kendati diwarnai insiden salah jalan pulang, sehingga rute menjadi lebih panjang, tak lantas rasa capek menjangkiti kami. Apalagi dengan segarnya rujak es krim yang sengaja kami nikmati di salah satu warung pinggir jalan raya (sampakan).
Hujan baru turun kemudian sesaat setelah kami tiba di rumah.
~Skenario Alloh memang indah~
----
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Puas menikmati pesona tersebut, kamipun mengeluarkan segenap perbekalan. Camilan, salak, rambutan, dan menu kebanggaan FORMASI C3 yang tidak pernah ketinggalan: rujak!. Rujak yang special dibuat oleh mbak Novi dengan sambel yang lebih dominan asinnya daripada rasa pedasnya. Toh habis juga. Bahkan tahu bakso yang dibawa Hani pun turut ‘nyemplung’ ke sambel rujak tersebut. Dapat dibayangkan rasanya. “Enak!” komentar mbak Rohma, sang leader, yang mencetuskan ide aneh tersebut.
Belum puas kami bersantap ria, Tim Fieldtrip mahasiswa pertambangan turun ke lokasi. Meski sempat dilanda rasa rikuh, setidaknya kami menjadi tahu bahwa lokasi yang kemarin sempat menjadi jalur aliran lahar dingin merapi itu juga menyimpan khasanah ilmu pengetahuan yang layak digali.
Sebelum meninggalkan lokasi, kado silang yang kami bawa dipertukarkan dengan metode yang cukup unik. Setiap personel harus mencari nomor kado pada kertas-kertas yang telah diletakkan di sepanjang bebatuan. Tidak sedikit di antara kami yang merasa kesulitan karena tak segera menemukan kertas bertuliskan nomor kado. Sebaliknya, kertas yang didapat setelah dibuka: MAAF, ANDA BELUM BERUNTUNG!. Tapi pantang untuk mengeluh! Cari lagi!
Menjelang pukul sepuluh, kami bersiap pulang. Betapa kelegaan menghiasi diri kami. Alloh benar-benar luar biasa menciptakan alam ini dengan sangat mempesona dan detail. Selain itu, kami sangat bersyukur, cuaca hari itu benar-benar sangat bersahabat. Tidak ada hujan yang mengguyur kami sebagaimana hari-hari biasanya, tidak pula muncul matahari yang biasanya terik menyengat.
Kendati diwarnai insiden salah jalan pulang, sehingga rute menjadi lebih panjang, tak lantas rasa capek menjangkiti kami. Apalagi dengan segarnya rujak es krim yang sengaja kami nikmati di salah satu warung pinggir jalan raya (sampakan).
Hujan baru turun kemudian sesaat setelah kami tiba di rumah.
~Skenario Alloh memang indah~
----
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia