DULU dikit-dikit yang disalahin HTI-FPI-Radikal, sekarang dikit-dikit ASING

Tahun kemarin yang jadi bulan-bulanan corong penguasa adalah HTI dan para-para islamis radikal. Oke, yang kemarin sudah selesai. Hahh. Lega. Tapi, sebentar. Eee, lah dalah, tahun ini, setelah ganti corong baru, yang jadi kambing hitam adalah Asing! Asing yang mana, woe, Bahlul!
Aku jadi keinget sama podcast seorang profesor, yang aku lupa namanya, dan lupa di podcastnya siapa, bilang: orang ini otaknya kek otak kodok! Awalnya dahiku berkerut, sembari membatin: ngerendahin gak sih? Lama-lama aku pikir lebih dalam lagi, lalu ketemulah....

Kodok, binatang, adalah simbol ketakberfikiran. Itu bukan ejekan. Tapi itu kritik yang menurutku pedas. Namun, kalau mau lebih dalam lagi, jauh lebih mending kodok, lho. Kenapa? Kodok gak bakal ngerusak ruang hidupnya, walau kodok gak bisa naik jadi ketum partai Golkar. Dan seharusnya dia sadar. Faktanya enggak. Malah makin nunjukin kekodokannya.

Hufft. Sakit bangsa ini. Dan kapan sembuhnya kita tak pernah tahu. Menunggu ratu adil? Kita udah berkali-kali ditipu oleh mereka yang diumbulke naik ke tingkat paling tinggi: presiden. Ternyata bukan ratu, malah raja yang kejamnya kayak sengkuni.

Apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah bersuara mengecam berbagai kezaliman sembari menjaga generasi yang bisa kita rangkul agar manjadi manusia-manusia seutuhnya yang, kelak, akan menggeser posisi manusia-manusia sakit itu.

(A.S. Riva'i)

Baca juga :