Sekarang berlanjut dengan PIK 2 yang terletak di Kosambi dan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten.
PIK 1 dan PIK 2 memiliki luas yang sangat besar. PIK 1 mencakup sekitar 1.160 hektar, sedangkan PIK 2 direncanakan untuk mencapai sekitar 2.650 hektar.
Rodri Tanoto @RodriChen salah seorang keturunan Tionghoa (Chindo) menyebut PIK adalah bom waktu.
"Kadang, sebagai Chindo kelas menengah Jabodetabek, aku terpaksa mengunjungi PIK. And I HATE every second of it (Dan aku BENCI setiap detiknya). Gated communitynya (pembatasnya), reklamasinya, urban sprawlnya (perluasan wilayahnya), bangunannya, perampasan lahannya, perusakan jalannya, ketimpangan sosialnya, semuanya," ungkap Rodri Tanoto @RodriChen di X.
"Aku ngomong ke semua orang yg mau (dipaksa) mendengar; PIK itu bom waktu. Mana jelek. Kitsch banget," ujarnya.
"FYI, sebagian dari PIK2 itu masuk wilayah Teluknaga. Dinamakan demikian, karena berkaitan dengan sejarah daerah ini sebagai salah satu pintu masuk Tionghoa ke Banten. Salah satu saksi sejarahnya adalah Tari Cokek dan Kelenteng Teluk Naga. Literally Cina kaya menindas Cina miskin," ungkapnya.
Kadang, sebagai Chindo kelas menengah Jabodetabek, aku terpaksa mengunjungi PIK. And I HATE every second of it. Gated communitynya, reklamasinya, urban sprawlnya, bangunannya, perampasan lahannya, perusakan jalannya, ketimpangan sosialnya, semuanya. https://t.co/aRCA9GSVAf
— Rodri Tanoto (陳曉陽) (@RodriChen) May 8, 2025
Aku ngomong ke semua orang yg mau (dipaksa) mendengar; PIK itu bom waktu.
— Rodri Tanoto (陳曉陽) (@RodriChen) May 8, 2025
Mana jelek. Kitsch banget.
FYI, sebagian dari PIK2 itu masuk wilayah Teluknaga. Dinamakan demikian, karena berkaitan dengan sejarah daerah ini sebagai salah satu pintu masuk Tionghoa ke Banten. Salah satu saksi sejarahnya adalah Tari Cokek dan Kelenteng Teluk Naga.
— Rodri Tanoto (陳曉陽) (@RodriChen) May 9, 2025
Literally Cina kaya menindas Cina miskin.
