Rumah Polonia... rumah pemenangan Prabowo Hatta di Pilpres 2014 adalah milik Riza Chalid... tapi Riza Chalid ada dimana-mana termasuk juga di Jokowi... Semua pengusaha Indonesia ada di kubu mana pun...
Petral punya Riza Chalid di jaman Jokowi dibubarkan... ternyata hanya pencitraan... buktinya tetap pegang kendali impor minyak mentah... buktinya jadi tamu VVIP perkawinan Gibran...
Ini permainan kelas berat... karena Pertamina sejak jaman Orde Baru adalah Badan Usaha Penggemukan Penguasa...
Garongnya beneran deh... bukan cuma milyaran tapi triliunan... bisa-bisa di atas triliun...
(Mila Machmudah Djamhari )
***
Profil Riza Chalid, Sang Penguasa Bisnis Minyak di Indonesia
Riza atau Reza Chalid dulu dikenal dekat dengan pentolan Cendana, Bambang Trihatmodjo. Selama puluhan tahun dia mengendalikan Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina.
Karena dia menjadi besar dan mendominasi bisnis itu, diapun disebut-sebut sebagai "penguasa abadi bisnis minyak" di Indonesia. Setelah kekuasaan rezim Suharto dan Orde Baru berakhir, dia mendekat ke Cikeas dan kubu Yudhoyono dan bermitra dengan Hatta Rajasa, orang penting dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut catatan Goerge Junus Aditjondro dalam "Gurita Bisnis Cikeas", Riza Chalid harus membayar premi kepada keluarga Cikeas sebesar 50 sen Dolar per barrel minyak. Inilah yang membuat Dirut Pertamina saat itu, Karen Agustiawan gerah, dan akhirnya mundur teratur dari jabatannya.
Nama besar Riza Chalid juga terdengar sampai ke luar negeri. Dia sangat disegani di Singapura, karena kehebatannya memenangkan tender-tender besar bisnis minyak lewat perusahaannya, Global Energy Resources.
Global Energy Resources merupakan pemasok terbesar minyak mentah ke Pertamina Energy Services Ltd. Setelah ada aturan yang lebih ketat, Global Energy memang menghilang dari Pertamina, digantikan perusahaan lain, Gold Manor, yang juga dikuasai Riza Chalid.
Pada masa kepresidenan SBY, nama Riza Chalid bahkan tidak berani disebut secara terbuka. Banyak orang yang hanya menyebutnya Tuan "R". Berulangkali bisnis PETRAL dikritik, namun pemerintah tidak mampu menghentikan bisnis minyak dengan Global Energy itu.
Pada pemilihan presiden 2014, Riza Chalid mendukung kubu Prabowo dan Golkar, yang bersatu untuk menghentikan lajunya popularitas Jokowi.
Riza Chalid jugalah yang mengeluarkan uang miliaran untuk membeli Rumah Polonia di Jakarta Timur, yang kemudian menjadi markas tim pemenangan Prabowo-Hatta.
Tapi dalam rekaman pembicaraan kasus Papa Minta Saham, Riza menyebutkan dia juga menggelontorkan uang untuk kubu Jokowi-JK, karena ingin bermain selamat. Agar tetap punya akses ke pemerintahan, siapapun yang menang pemilu presiden.
*NB: Anak Riza Chalid menjadi salah satu dari 7 tersangka dalam kasus bbm oplosan Pertamina yang merugikamn negara Rp 193 Triliun.