Ijazah Palsu: Kejujuran Ir. Kasmudjo Menghancurkan Jokowi
Kasihan orang sudah sepuh seperti Pak Kasmudjo, yang barangkali sepanjang hidupnya mengabdi di UGM menjadi tenaga pengajar dengan ketulusan dan kejujuran mau dilumat Jokowi dengan campuran air ludahnya yang busuk dan lambenya yang bau jigong itu. Ditambah lagi susunan giginya yang dulu di foto tampak rapi, sekarang malah awur-awuran tidak karuan. Seperti tidak karuannya pikiran Jokowi saat ini kiri kanan depan belakang atas bawah, menghadapi ditawur rakyatnya sendiri, kata Cak Nun.
Tentu saja Jokowi tidak akan menyerah begitu saja. Karena keadaan dan sejarah yang diukir nya sekarang adalah investasi dari banyak pihak. Mulai dari partai politik yang menaunginya dulu, para kolaborator yang ikut berkoalisi mendukungnya, hingga para suporter dari kalangan kampus dan ribuan intelektual yang dulu menormalisasi kebohongannya dengan satu kata, yaitu "MERAKYAT".
Terlebih lagi Jokowi dikisahkan seorang anak kampung yang datang dari keluarga miskin yang tidak berada, ekonominya susah, dan sering sakit-sakitan sehingga harus mengganti nama dari Moelyono kepada Joko Widodo.
Dengan berjalannya waktu, banyak penipuannya yang terungkap, berkat kerja keras dan sabar seorang jurnalis media lokal bernam Bambang Tri Mulyono (ada Moelyono nya juga pada namanya), dikenal luas denga Bambang Tri Jokowi Undercover (BT JUC), yang melakukan sejumlah investigasi layaknya seorang wartawan. Bukan wartawan Bodrex.
Bambang Tri juga bukan datang dari keluarga biasa saja, saudaranya bahkan ada yang berhasil menjadi anggota DPD RI. Dan secara moral tentu saja Bambang Tri juga punya kewajiban untuk menjaga nama baik keluarganya itu.
Informasi yang diuraikan oleh Bambang Tri pertama kali menuliskan Jokowi Undercover 1, menyita perhatian publik termasuk kami saat itu. Pada tahun 2016, permintaan dokumen elektronik JUC tulisan Bambang Tri itu saja mencapai 1500 lebih yang masuk ke berbagai aplikasi percakapan media sosial yang kami punya. Dan semua media sosial itu, sudah disita kepolisian saat menuduh kami menyebarkan berita bohong soal Jokowi akhir 2017 lalu. Muaranya kami di tahan.
Jika menjelang dan setelah pensiun Jokowi tidak wara-wiri dan keluyuran seperti yang anda lihat sekarang. Barangkali, isu ijazah palsu Jokowi itu juga akan menghendap dengan sendirinya.
Tetapi persoalannya kan tidak. Jokowi tetap sok-sokan bagai Pangiran Nipunegoro dan panglima perang fiksi Gajah Mada, atau merasa dirinya bagai titisan Ki Ageng Tirtayasa dari Pasundan. Mengacau sana, menggerogoti sini, memgaduk-aduk konstitusi negara dan merusak berbagai institusnya. Terutama konstitusi dan institusi yang berhubungan dengan penegakan hukum.
Reaksi rakyat semakin meningkat ketika ada pernyataan Tenang Saja Pak Prabowo Tenang Saja Pak Saya Sudah Ada Disini dan teriakan Hedoooppp Jokowi. Dan kini, negara dan pemerintahan diseret Jokowi untuk turut mempertanggung jawabkan hasilnya. Jokowi tak mau hancur dan mati sendiri.
Dalam pikiran Jokowi, selama aku berkuasa, kalian sudah ku kasih semuanya, sekarang giliran kalian untuk ikut membayarnya.
Menghentikan langkah Jokowi tidak susah, tinggal p3nggal jabatan anaknya, berikan Jokowi akses untuk kabur aja dulu sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Prabowo ke Jordania dimasa awal-awal reformasi.
Lalu bagaimana dengan pemerintahan yang ditinggalkannya sekarang, barangkali perlahan-lahan akan membangkitkan kepercayaan publik. Selagi program-programnya tidak Ngibul juga.
Selesai !
Salam Fufufafa
(Budi Akbar)