BAHAYA MENGOLOK OLOK TAKDIR

BAHAYA MENGOLOK OLOK TAKDIR

Gus Baha menjelaskan pentingnya iman pada taqdir itu melewati akhlaq atau perilaku... Perilaku baik dulu baru boleh bicara takdir... Kalau perilaku belum baik, bicara takdir justru berbahaya

Gus Baha membahas tafsir surat Yasin ayat 47:

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Yasin ayat 47)

Gus Baha memaknai ayat ini bahwa orang kafir justru sukanya mengolok olok takdir, jika diperintah untuk bersedekah mereka menjawab, "Jika Allah menghendaki mereka untuk diberi makan kan otimatis mereka bisa makan? Ngapain kita sedekah pada mereka. Tunggu saja takdirnya."

Kalimat seperti ini mengolok olok takdir... Dialami juga oleh Miftah atau Ta'im di Magelang seminggu yang lalu. Dia mengolok olok takdirnya penjual es teh "Ya sana jual goblok, kalau gak laku kan itu sudah takdir hahahahahaha...."

Gelak tawa mengolok olok takdir malah langsung terbalas... 

Pelajaran bagi kita. Hati hati bicara takdir.. Kalau kelakuan kita belum baik, lebih baik diam, gak usah mengolok olok takdir/ketetapan Allah.

Hasbunalloh wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'ma natsir

(Oleh: Muhtasib)
Baca juga :