Perjalanan Akh Sisar Masuk Islam hingga Kuliah di Universitas Islam Madinah
Di semester akhir ini ada mata kuliah Dakwah wa Hisbah yang tujuan utamanya adalah membangkitkan ghiroh bagi penuntut ilmu untuk berdakwah di jalan Allah ketika sudah lulus nanti dengan ilmu yang sudah diperoleh selama belajar di Universitas Islam Madinah.
Salah satu tugas dari dosen kami adalah presentasi dari masing-masing kita di hadapan mahasiswa lainnya tentang dakwah yang sudah pernah dijalani, atau yang direncanakan di kemudian hari. Baik itu untuk umat Islam atau kalangan non muslim.
Alhamdulillah kami sudah presentasi tentang dakwah di Pulau Penyalai dengan segala lika-likunya hingga bangun markaz dakwah disana dan kini sudah banyak yang tertarik dengan agama Islam. Walillahilhamd.
Hari ini kami sekelas dibuat terharu hingga berderai air mata oleh presentasi dari sahabat kami yaitu Akh Sisar dari Mexico.
Beliau menceritakan awal masuk Islam 13 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2010, saat itu usianya 18 tahun.
Beliau masuk Islam ditangan salah seorang pedagang baju dan pernak pernik asal dari Alexanderia, Mesir.
Ceritanya ketika itu ada pameran budaya yang diadakan di Mexico, salah satu yang berdagang disana adalah pria yang berasal dari Mesir itu.
Singkat cerita Akh Sisar tertarik dengan jualan pria tersebut berupa gantungan kunci bergambarkan piramida dan onta.
Mereka komunikasi dengan bahasa Inggris. Akh Sisar tertarik ada buku kecil yang ada di dekat penjual tersebut, maka Akh Sisar membukanya, yang terlihat hanya titik-titik. Maka ia memberanikan diri bertanya, apakah itu?
Penjual tersebut menjawab: Itu Al-Qur'an. Aku adalah seorang muslim, sesembahanku hanya Allah dan Nabiku adalah Muhammad.
Akh Sisar membuka pertama kali lembaran Al-Qur'an yaitu surat Al Ikhlas (dibuka dari bagian belakang), awal melihat hatinya sudah bergetar, lalu ia minta diterjemahkan maksudnya ke dalam bahasa Inggris, ternyata maknanya membuat hatinya tambah bergetar. ''Allah adalah Tuhan yang Esa.''
Jujur saja kata beliau, bahwa ia ragu terhadap keyakinan yang sebelumnya ia yakini.
Kalau menurut ceramah Ust. Armen Halim Naro Rahimahullahu Ta'ala, orang seperti Akh Sisar itu adalah Orang-orang yang berjiwa hanif.
Dia semakin penasaran dengan melihat akhlak penjual baju asal Mesir itu yang begitu baik, padahal ia bukan ulama, bukan penuntut ilmu, hanya orang awam yang berpegang teguh kepada agamanya.
Rumah Akh Sisar dekat dengan pameran budaya itu, sehingga penjual baju tersebut ditawari untuk menginap di rumahnya.
Awalnya ibunya melarang karena di dunia barat, mereka memandang bahwa orang Islam itu jahat, agama teror dan pendangan buruk lainnya. Namun anaknya meyakinkan Ibunya bahwa orang ini baik dan berbudi pekerti.
Saat penjual tersebut menginap di rumah Akh Sisar, ia menyaksikan bagaimana penjual baju tersebut wudhu, lalu shalat.
Bukan hanya itu, penjual baju itu membantu pekerjaan rumah Akh Sisar, jadi memang betul-betul menerapkan akhlak Islam sebatas ilmu yang ia miliki, hal tersebut membuat Akh Sisar semakin tertarik ingin masuk Islam.
Hingga akhirnya tanpa sepengetahuan Ibunya, Akh Sisar masuk Islam mengucapkan syahadat, lalu Akh Sisar diberi tahu komunitas Muslim yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya, disana ada Mushollah.
Ketika sampai di Mushollah setelah dua jam perjalanan, maka Akh Sisar kaget melihat orang orang rukuk dan sujud hanya dengan komando ''Allahu Akbar''.
Selama sepekan ia belajar wudhu dan shalat, karena kesulitan dalam mengucapkan lafal Arab, maka ia catat dengan bahasanya bacaan shalat di kertas lalu dibaca saat shalat.
Selama berhari-hari tidak ketahuan orang tuanya, hingga akhirnya suatu ketika keislamannya ketahuan ibunya saat ia sedang sujud. Akhirnya ia kena marah oleh ibunya, namun Akh Sisar itu memang memiliki sifat yang baik, ia sabar dan tidak melawan ibunya.
Beberapa tahun setelah itu ia mengenal Alumni Universitas Islam Madinah satu-satunya yang ada di Meksiko, lalu ia diarahkan agar daftar ke Universitas Islam Madinah.
Alhamdulillah hanya satu tahun menunggu, ia langsung diterima (mendapat beasiswa). Karena yang daftar hanya segelintir saja darisana, sehingga tidak ada saingannya.
Pada tahun 2015 Akh Sisar berangkat ke Universitas Islam Madinah, awalnya ibunya melarang karena bagaimana mungkin ia akan tinggal di negara Islam, nanti bakal jadi apa dan banyak hal lain yang dikhawatirkan oleh Ibunya.
Namun Akh Sisar meyakinkan, bahwa Universitas Islam Madinah menanggung semua kehidupannya selama di Saudi Arabia, jadi jangan khawatir.
Ibunya sempat tidak percaya, kok ada Universitas yang begitu.
Akh Sisar masuk ke Universitas Islam Madinah dalam keadaan buta huruf Arab, tidak bisa berbicara Arab, tidak bisa membaca Al Qur'an. Betul-betul dari nol.
Suatu ketika pengajar menyuruh ia membuka Mushaf, lalu dia bertanya apa arti Mushaf?
Karena betul-betul belajar dari nol, maka Akh Sisar sempat gagal lulus di Ma'had Lughoh (kelas persiapan bahasa Arab) hingga dua kali, namun akhirnya lulus juga dan bahasa Arabnya sudah sangat bagus.
Total ia habiskan belajar bahasa Arab di Ma'had Lughoh adalah 4 tahun, dan dia satu-satunya yang bertahan hingga sekarang sudah semester 8 di kuliah jurusan Hadist.
Teman-teman seperjuangannya dari Meksiko tidak bisa mengikuti pelajaran, sangat sulit adaptasi, hingga akhirnya menyerah dan pulang mengundurkan diri.
Jatuh bangun ia berjuang menuntut ilmu di Universitas Islam Madinah dengan keterbatasan bahasa yang minim dan lisan yang jauh dari dunia Arab sangat membuat ia kesulitan, namun ia pantang menyerah hingga kini sudah mau lulus.
Cerita akhir ini yang membuat isi satu kelas meneteskan air mata.
Setiap pulang liburan ia selalu pulang, ia berusaha mengajak keluarganya masuk Islam, terutama Ibunya.
Hal itu dilakukan setiap tahun, di liburan musim panas.
Jawaban ibunya ketika diajak masuk Islam, ''Nanti dulu lah'', dan jawaban lainnya.
Hingga tahun 2023 selama 8 tahun ia terus berdakwah dengan akhlak kepada ibunya, ia selalu pulang ketika liburan, Ibunya akhirnya masuk Islam. Allahu Akbar.
Akh Sisar berkata: Dalam Islam itu nanti satu keluarga akan dikumpulkan di surga jika sama-sama beragama Islam.
Apakah ibu mau berkumpul sama Sisar? Ibunya menjawab: Iya mau, hingga akhirnya dituntun olehnya melafalkan dua kalimat syahadat. Dan itu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup Akh Sisar.
Bertahun-tahun ia dakwahi Ibunya dengan penuh sabar, dengan akhlak dan tutur kata yang baik.
Jadi ingat bagaimana kisah sahabat yang mulia Abu Hurairoh yang mana ibunya yang sudah lama didakwahi akhirnya masuk Islam.
Bukan hanya itu, Akh Sisar juga sudah mengislamkan beberapa pemuda di desanya.
Mungkin secara keilmuan, Akh Sisar bukan orang yang berprestasi di kelas, karena itu hanya angka-angka, yang paling penting bagaimana perjuangan di lapangan dakwah.
Sungguh banyak yang bisa diambil dari kisah ini.
NB: Akh Sisar adalah korban keluarga broken home, ia sudah ditinggal ayahnya sejak kecil, hingga kini belum pernah bertemu. Kabarnya ayahnya ada di Amerika.
Akh Sisar masih berharap bertemu orang tuanya (ayahnya) dan mendakwahinya agar masuk Islam.
Semoga Akh Sisar dan Ibunya istiqomah dalam Agama yang haq ini.
Semoga banyak yang bisa kita petik faidah dari kisah ini.
✍️Abu Yusuf Akhmad Ja'far, Lc
16 Oktober 2023
======================
Akh Sisar, Mexico
2010: masuk Islam usia 18 tahun
2015: Berangkat ke Universitas Islam Madinah, ikut program Ma'had Lughoh (Bahasa Arab)
2017 - 2024: Kuliah di Universitas Islam Madinah Fakultas Hadits.